"FESTIVAL MUHARRAM"

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 09.26 | , | 0 komentar »

Assalamualaikum....


Kami dari FSR (Forum Silaturahim Rohis) - SMP dan
FORTRIS (Forum Silaturahim Rohis) - SMA mengundang antum/na di:

"FESTIVAL MUHARRAM"
Ahad/Minggu,03 januari 201009.00-15.00 WIB
ATRIUM kampus STEKPI, Kalibata, Jaksel(depan Makam Pahlawan Kalibata)
Acara :
> Senandung Nasyid Pelajar
> Marawis pelajar> Teater "PELANGI" PNJ
> Pertunjukkan RECYCLE BIN
> launcing gerakan "satu ADS satu ...mentoring"
> taujihat Ustad. DR. AMIR FAISHOL FATH"menjadi Agen Perubahan Untuk Kejayaan Islam"
> best performance "IZZATUL ISLAM"
> Spiritual Motivation Series "agent of change" by. NLCA

acara ini diperuntukkan bagi mereka yang peduli dengan dakwah,
bagi semua, aktivis pelajar, mahasiswa, juga masyarakat umum.

"DARI PELAJAR, OLEH PELAJAR, UNTUK SEMUA
"Bergabunglah bersama 2000aktivis dakwah yang berhimpun di FM.

HTM : Rp. 15.000,- (umum). Rp. 10.000,- (Mahasiswa dan Pelajar)
- include snack & mineral water

HTM :Ja’far Muttaqin 02190588484 atau 085693129360



Selengkapnya...


Sreet....! Satu lembar lagi kalender sobek yang mangkal di atas meja kerja kudu menghuni tempat sampah. Phew....sobat, nggak kerasa ya, dalam hitungan hari, sebentar lagi kita akan memasuki tanggal keramat di awal tahun. 1 Januari bow! Tanggal yang memaksa kita mencampakkan kalender lama yang lecek bin dekil of the kumel dengan semua kenangan yang tersimpan di setiap tanggalnya. Posisinya kudu digantikan oleh almanak baru yang siap merekam setiap peristiwa dalam keseharian kita. Ibarat pepatah, "Habis tanggal, kalender dipenggal" Kejam nggak sih? 

Nggak cuma ganti kalender secara massal, akhir tahun juga selalu diwarnai berbagai tradisi. Di stasiun tv, ada tayangan kaleidoskop yang mengulas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam satu tahun yang akan ditinggalkan. Dukun dan paranormal banyak disantroni untuk dapetin ramalan jodoh, rizki, musibah, atau peruntungannya di tahun depan. Para desainer pakaian, penata rambut, atau produsen kosmetik juga udah siap me- launching produk-produk terbarunya untuk dipopulerkan di tahun mendatang.

Ada juga yang punya tradisi berburu kalender baru yang gratisan (jangan tesinggung ya?). Di mana saja dan kapan saja, panca inderanya nggak lepas dari pantauan sinyal-sinyal yang menunjukkan keberadaan kalender gratisan. Dari tukang bakso sampe supir angkot, sempet-sempetnya pake ditagihin kalender. Malahan, yang biasanya beli kopi Liong Bulan sebungkus di warung depan rumah, bela-belain pergi ke toko kopi di pasar biar dapet kalender. Jalan kaki lagi. Idih, ini sih tipe remaja hemat setiap saat. Watau!

Tapi semuanya kalah prestise dibanding tradisi perayaan tahun baru. Sudah harga mati kalo momen istimewa ini nggak boleh lewat tanpa dirayakan dengan heebooooh! Buat remaja, terasa garing binti kering-kerontang kalo malam tahun baru kagak pake acara arak-arakan di jalan raya. Baik dengan jalan kaki atau pake kendaraan bermotor sambil bakar petasan dan kembang api, niup terompet, metik gitar, nabuh gendang, plus ngedarin "kotak infak" dari gelas plastik (ini konvoi ama ngamen seh?) 

Tiap stasiun televisi jauh-jauh hari udah wanti-wanti bakal ngegelar acara spesial dalam rangka menyambut tahun baru. Musik, dance, kuis, games, semuanya digelar hingga larut malam. Puncak kemeriahan terjadi pada saat perhitungan mundur menjelang detik-detik proklamasi, eh pergantian tahun sebelum jarum jam menunjukkan pukul 00.00 (tahun baru) Lima... empat... tiga... dua... satu... toooeet!!!

Tanpa dikomando, penonton di studio maupun pemirsa di rumah serempak meniup terompet. Di jalan raya, raungan keras dari knalpot dan teriakan klakson kendaraan bermotor memecah kesunyian malam. Nyala kembang api dalam berbagai warna menerangi gelapnya langit dan makin menambah kemeriahan dan semaraknya suasana. Kemudian berlanjut dengan pemberian ucapan selamat tahun baru, sun pipi kiri-kanan dan tukar-menukar kado dalam iringan musik yang hingar-bingar.


Tradisi Perayaan Tahun Baru Masehi

Sobat muda muslim, ternyata perayaan tahun baru nggak cuma sebatas merengkuh kebersamaan aja lho. Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka terhadap DEWA. Nah lho! 

Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja. Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara si "Toloy Bocah Sakti" Ronaldo. 

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Masa' sih? Ah...namanya juga takhayul!


Sejarah Tahun Masehi

Sobat muda muslim, di tengah gencarnya ajakan dari sana-sini untuk ngerayain tahun baru, kita justru sedih. Sedih karena banyak di antara kita, khususnya remaja mulim, nggak ngeh kalo perayaan tahun baru merupakan bagian dari hari suci umat Kristen. Seperti yang tercantum dalam pernyataan dari kedubes AS perihal sejarah dan perayaan tahun baru.

Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi. Gitchu ceritanya!

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tanggal 1 Januari dirayakan sebagai hari tahun baru. Tepatnya tanggal 1 Januari tahun 45 Sebelum Masehi (SM). Tak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, dia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, ahli astronomi dari Aleksandria, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. ( www.irib.ir ) 

Sementara kalender sekarang yang banyak dicari di akhir tahun adalah Kalender Gregorian atau kalender Masehi. Kalender ini yang dinobatkan sebagai standard penghitungan hari internasional. Pada mulanya kalender ini dipakai untuk menentukan jadual kebaktian gereja-gereja Katolik dan Protestan. Termasuk untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia. ( www.babadbali.com ).


Hindari Tasyabuh (Menyerupai)...

Sobat muda muslim, sekarang kita tahu dong kalo perayaan pergantian tahun merupakan tradisi yang berasal dari orang kafir. Dengan dukungan sumber informasi dunia yang mereka kuasai, mereka menyeru dan mempublikasikan hari-hari besarnya ke seluruh lapisan masyarakat serta dibuat kesan seolah-olah hal itu merupakan hari besar yang sifatnya umum, populer, tren, dan bisa diperingati oleh siapa saja. Padahal ini merupakan salah satu cara mereka untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Hati-hati ya...

Sialnya, banyak dari kita yang nggak menyadari serangan budaya ini. Terlena oleh acara malam tahun baru yang dikemas secara apik dan menarik. Rasul dengan tegas melarang umatnya untuk meniru-niru budaya atau tradisi agama atau kepercayaan lain. Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang menyerupai (bertasyabuh) suatu kaum, maka ia termasuk salah seorang dari mereka." (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan ath-Thabrani) 

Dalam hadits lain diceritakan: ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah saw. untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi saw. menanyakan kepadanya (yang artinya): "Apakah di sana ada berhala, dari berhala-berhala orang Jahiliyah yang disembah?" Dia menjawab, "Tidak". Beliau bertanya, "Apakah di sana tempat dilaksanakannya hari raya dari hari raya mereka ?" Dia menjawab, "Tidak". Maka Nabi bersabda, " Tepatillah nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam " [Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim] 

Hadits di atas mengajarkan kita untuk menghindari syiar dan ibadah orang kafir baik yang berkaitan dengan tempat maupun waktu. Meski itu dalam rangka beribadah kepada Allah. Sebab hal itu sama aja turut menghidupkan syi'ar-syi'ar mereka.

Sobat, semoga dalil di atas cukup mampu mengerem keinginan untuk berpartisipasi dalam perayaan tahun baru atau hari-hari besar umat lain. Kecuali kalo kita mau digolongkan ke dalam penganut agama selain Islam. Tahu dong, konsekuensinya kalo Allah menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang kafir. Kita bakal kekal "nginep" di neraka. Iih, nggak lah yauw..! 


Trus Gimana Dong?

Pertama , kita nggak perlu malu bin segan untuk menolak ajakan sohib untuk hura-hura bin pesta-pora di malam tahun baru. Di hadapan temen-temen boleh jadi kita dianggap sombong, nggak toleran, atau malah dikira alien alias makhluk asing karena "beda".

Tapi di hadapan Allah, kita bisa termasuk golongan para penghuni surga. Amiin. 

Kedua , kita nggak ngikut tahun baruan bukan berarti kita nggak peduli dengan pergantian tahun lho. Tetep kita nyadar kalo pergantian tahun merupakan bagian dari perubahan waktu. Saking sadarnya, kita mencoba mensikapi sang waktu seperti yang dicontohkan tauladan kita, Nabi saw. Bukan dengan euforia bergelimang maksiat, tapi sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kemajuan diri kita.

Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya." (HR. Ahmad) 

Sobat muda muslim, kesempatan yang Allah berikan nggak akan datang dua kali. Waktu yang telah kita lewati nggak akan bisa diputar ulang. Tapi akan terus ngotot lari dan pergi.

Kita perlu sadari bahwa kita nggak akan selamanya muda. Jika usia kita panjang, mau nggak mau, waktu bakal nganterin kita memasuki kehidupan orang dewasa dengan segudang permasalahannya. Apa yang kita harapkan di masa depan jika sekarang kita lebih doyan hura-hura bin pesta-pora dibanding memanfaatkan waktu untuk mengasah keterampilan, pola sikap, dan pola pikir kita. Bisa-bisa otak kita sampai meninggal masih orisinil karena jarang dipake buat nyari pemecahan masalah. Walah!

Suatu saat juga kita akan sampai di ujung waktu. Satu masa dalam hidup saat kita nggak bakalan diberi kesempatan ulang untuk berbuat baik atau bertobat. Masihkah kita memimpikan kesenangan surgawi di kala kita sibuk mengejar materi dan popularitas dengan mengorbankan aturan Ilahi.

Karena itu, mari kita sama-sama sambut kesempatan yang Allah berikan dengan memperbanyak amal saleh dan mengurangi amal salah. Kita luruskan niat dalam berperilaku semata-mata mengharap ridho Allah Swt. Kita ringankan langkah kaki menuju taman-taman surga tempat mengkaji, memahami, meyakini semua aturan Allah Swt. Kita kuatkan pijakan kaki kita di atas akidah Islam di tengah serangan budaya dan pemikiran Barat. Kita padati hari-hari kita untuk siapkan perbekalan dalam menghadapi masa tua dan masa persidangan yaumul hisab kelak. Terakhir, kita semayamkan dalam diri kita semangat perjuangan Rasulullah saw., para shahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, dan para mujahid di medan perang untuk mengembalikan izzah Islam wal Muslimin .

Allahu akbar! [hafidz] 

Selengkapnya...

Ibu Pahlawanku

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 06.36 | , | 0 komentar »


“Nak, bangun… udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja…” Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah perusahaan tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah. “Ibu sayang… ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa” pintaku pada Ibu pada suatu pagi.

Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa Ibu mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca … orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ….. tapi entahlah….  Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa. Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, “Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih? ” Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana.

Terbata-bata Ibu berkata,”Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri ” Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ?Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab, ” Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.” Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. ” Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.

Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi… Ah, maafkan kami Ibu … 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ? ” Nak… bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. ” Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan, ” Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu…”. Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu,Ibu. .. Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

===== 

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat”aku sayang padamu… “, namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah. Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita … Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada. Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia. Wallaahua’lam “Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu…, dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil. Titip Ibuku ya Allah” 

Selengkapnya...

Masuk Surga dan Masuk Neraka karena Seekor Lalat

IMAM THARIQ bin Syihab pernah menuturkan sebuah kisah indah dalam suatu majelis,

"Ada dua orang melakukan pengembaraan. Suatu hari, meraka memasuki daerah yang didiami oleh sebuah kaum yang menyembah berhala. Kaum itu memiliki berhala yang disembah dan dikeramatkan. Orang yang melewati daerah mereka, harus memberikan korban sebagai sembahan untuk berhala itu. Jika tidak mau memberikan korban, maka mereka tidak akan dibiarkan keluar dari daerah itu dalam keadaan hidup.

Dua Orang itupun mengalami hal yang sama. Mereka harus memberikan sesembahan pada berhala. Lelaki pertama sangat takut pada kematian. Karena dia tidak memiliki apa-apa, akhirnya dia menangkap seekor lalat dan memberikannya kepada berhala itu sebagai sesembahan.

Sedangkan lelaki yang kedua, tetap teguh memegang akidahnya. Dia tidak mau berkorban untuk berhala itu, meskipun dengan seekor lalat. Dia memilih untuk taat pada ajaran agamanya, berkorban hanya boleh dilakukan jika sesuai dengan syariat, yaitu kurban Idul Adha yang dilakukan ikhlas karena Allah.

Sedangkan memberikan sesembahan pada berhala,-meskipun hanya dengan seekor lalat- adalah perbuatan menyekutukan Allah. Itu adalah dosa paling besar. Akhirnya, dia dibunuh. Dia mati syahid mempertahankan akidahnya dan masuk syurga.

Adapun lelaki yang satunya, akhirnya meneruskan perjalanan. Namun naas, baru berjalan beberapa puluh langkah, di tengah padang pasir dia digigit ular berbisa dan akhirnya mati. Namun, dia mati dalam keadaan musyrik (menyekutukan Allah). Dia masuk neraka karena menyekutukan Allah, dengan mempersembahkan seekor lalat pada berhala."

Begitu pula dengan yang sekarang banyak terjadi di kalangan umat Islam. Masyarakat-masyarakat yang masih percaya dengan sesembahan,-baik itu sesajen dkk-, itu adalah suatu kemusyrikan yang nyata. Na'udzubillahi min dzaalik. Semoga Kita tidak terpelosok kedalam dalam kesesatan. Dan beruntunglah kita yang sudah "disesatkan" ke dalam Jalan Kebenaran.
Wallahu'alam
Selengkapnya...

Ikhwah fillah rahimakumullah, simaklah hadits Rasulullah SAW, hadits
mutafaqun'alaih, shahih Bukhari Muslim: Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh
Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya, yaitu:

- Pemimpin yang adil

- Pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah)

- Seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya)

- Dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah

- Seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: "Aku takut kepada Allah"

- Seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya

- Seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya."

(HR Bukhari)

Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu
tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.

Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah,
terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri
Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang
adil.

Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT.
Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam
masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama'ah, ia senang, subuh-subuh ia
menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang
benar-benar beriman kepada Allah.

Kemudian yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi
tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah. . Apa ini? Orang yang ikhlash,
tidak riya, tidak ujub.


Kemudian yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu
karena Allah, berpisah karena Allah.


Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita
cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah".
Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat,
sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda,
yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan
dari berbagai macam godaan.


Kemudian yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam
ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia
menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di
hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata
karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa
yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah.


Subhanallah. . Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari
kiamat kelak.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahai lla anta astaghfiruka wa
atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selengkapnya...

Membangun Kepribadian Islami

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 09.22 | , | 0 komentar »

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan paling mulia dibanding dengan makhluk-makhluk Allah lainnya. Allah SWT berfirman,

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” (QS. Al Isra: 70)

Urgensi Kepribadian Islami

Menjadi pribadi yang Islami merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam agama Islam. Hal ini karena Islam itu tidak hanya ajaran normatif yang hanya diyakini dan dipahami tanpa diwujudkan dalam kehidupan nyata, tapi Islam memadukan dua hal antara keyakinan dan aplikasi, antara norma dan perbuatan , antara keimanan dan amal saleh. Oleh sebab itulah ajaran yang diyakini dalam Islam harus tercermin dalam setiap tingkah laku, perbuatan dan sikap pribadi-pribadi muslim.

Memang, setiap jiwa yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Tapi bukan berarti kesucian dari lahir itu meniadakan upaya untuk membangun dan menjaganya, justru karena telah diawali dengan fitrah itulah, jiwa tersebut harus dijaga dan dirawat kesuciannya dan selanjutnya dibangun agar menjadi pribadi yang islami.

Ruang Lingkung Kepribadian Islami

Sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sebagai berikut:

A. Ruhiyah (Ma’nawiyah)

Aspek ruhiyah adalah aspek yang harus mendapatkan perhatian khusus oleh setiap muslim. Sebab ruhiyah menjadi motor utama sisi lainnya, hal ini bisa kita simak dalam firman Allah SWT di Surat Asy-Syams : 7-10

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh sangat merugi orang yang mensucikannya dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya,” (QS. Asy Syams: 7-10).

Dan dalam surat Al Hadid ayat 16:

“Belumkah datang waktunya untuk orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka berdzikir kepada Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Alkitab di dalamnya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik ” QS. Al-Hadid:16).

Ayat-ayat di atas memberikan pelajaran kepada kita akan pentingnya untuk senantiasa menjaga ruhiyah, kerugian yang besar bagi orang yang mengotorinya dan peringatan keras agar kita meninggalkan amalan yang bisa mengeraskan hati. Bahkan tarbiyah ruhiyah adalah dasar dari seluruh bentuk tarbiyah, menjadi pendorong untuk beramal saleh dan dia juga memperkokoh jiwa manusia dalam menyikapi berbagai problematika kehidupan.

Aspek-aspek yang sangat terkait dengan ma’nawiyah seseorang adalah:

a. Aspek Aqidah. Ruhiyah yang baik akan melahirkan aqidah yang lurus dan kokoh, dan sebaliknya ruhiyah yang lemah bisa menyebabkan lemahnya aqidah. Padahal aqidah adalah suatu keyakinan yang akan mewarnai sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh sebab itu kalau ingin aqidahnya terbangun dengan baik maka ruhiyahnya harus dikokohkan. Jadi ruhiyah menempati posisi yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim karena dia akan mempengaruhi bangunan aqidahnya.

b. Aspek akhlaq. Akhlaq adalah bukti tingkah laku dari nilai yang diyakini seseorang. Akhlaq merupakan bagian penting dari keimanan. Akhlaq juga salah satu tolok ukur kesempurnaan iman seseorang. Terawatnya ruhiyah akan membuahkan bagusnya akhlaq seseorang. Allah swt dalam beberapa ayat senantiasa menggandengkan antara iman dengan berbuat baik. Rasulullah saw pun ketika ditanya tentang siapakah yang paling baik imannya ternyata jawab Rasulullah saw adalah yang baik akhlaqnya (”ahsanuhum khuluqan”)

أي المؤمنين افضل إيمانا ؟ قال احسنهم خلقا. رواه ابو داود والترمذى والنسائ والحاكم.

“Mukmin mana yang paling baik imannya? Jawab Rasulullah ” yang paling baik akhlaqnya” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i)

Bahkan diutusnya Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- pun untuk menyempurnakan akhlaq manusia sehingga menjadi akhlaq yang islami

َ إًَِنما بعثت لأتمم مكا رم الأخلاق

Tolok ukur dan patokan baik dan tidaknya akhlaq adalah al-Qur’an. Itulah sebabnya akhlaq keseharian Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- merupakan cerminan dari Al-Qur’an yang beliau yakini. Hal ini terbukti dari jawaban Aisyah ra ketika ditanya tentang bagaimana akhlaq Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- , jawab beliau “Akhlaq Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- adalah al-Qur’an.

كان خلقه القرآن

c. Aspek tingkah laku. Tingkah laku adalah cerminan dari akhlaq yang melekat pada diri seseorang….

B. Fikriyah (’Aqliyah)

Kepribadian Islami juga ditentukan oleh sejauh mana kokoh dan tidaknya aspek fikriyah. Kejernihan fikrah, kekuatan akal seseorang akan memunculkan amalan, kreativitas dan akan lebih dirasa daya manfaat seseorang untuk orang lain. Fikrah yang dimaksud meliputi:

a. Wawasan keislaman. Sebagai seorang muslim menjadi keniscayaan bagi dia untuk memperluas wawasan keislaman. Sebab dengan wawasan keislaman akan memperkokoh keyakinan keimanan dan daya manfaat diri untuk orang lain.

b. Pola pikir islami. Pola pikir islami juga harus dibangun dalam diri seorang muslim. Semua alur berpikir seorang muslim harus mengarah dan bersumber pada satu sumber yaitu kebenaran dari Allah swt. Islam sangat menghargai kerja pikir ummatnya. Di dalam al-Qur’an pun sering kita jumpai ayat ayat yang menganjurkan untuk berpikir: “afala ta’qiluun, afala tatafakkaruun, la’allakum ta’qiluun, la’allakum tadzakkaruun,”

افلا تعقلون ,أفلا تذكرون, افلا تتفكرون, لعلكم تعقلون,لعلكم تذكرون

Seorang muslim harus senantiasa menggunakan daya pikirnya. Allah mewujudkan fenomena alam untuk dipikirkan, beraneka macamnya tingkah laku manusia sampai adanya aneka pemikiran dan pemahaman manusia hendaknya menjadi pemikiran seorang muslim. Tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa tujuan berpikir tidak lain adalah untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah –subhânahu wa ta`âlâ- bukan sebaliknya.

c. Disiplin (tepat) dan tetap (tsabat) dalam berislam. Sungguh kehidupan ini tidak terlepas dari ujian, rintangan dan tantangan serta hambatan. Ujian tersebut tidak akan berakhir sebelum nafasnya berakhir. Oleh sebab itulah untuk menghadapinya perlu tsabat dalam berpegang pada syariat Allah swt.

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr: 99)

Di surat Ali Imran: 102 Allah SWT menjelaskan,

“Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu sebenar-benar taqwa. Dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Begitu pentingnya tsabat dijalan Allah, sampai Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- mengajarkan do’a kepada ummatnya, sebagai berikut:

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك (رواه الترمذى)

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati-hati kami untuk tetap berada pada agamaMu “

C. Amaliyah (Harokiyah)

Di antara sisi yang harus dibangun pada pribadi muslim adalah sisi amaliyahnya. Amaliyah harakiah yang merubah kehidupan seorang mukmin menjadi lebih baik. Hal ini penting sebab amaliyah adalah satu di antara tiga tuntutan iman dan Islam seseorang. Tiga tuntutan tersebut adalah: al-iqror bil- lisan (ikrar dengan lisan), at-tashdiq bil-qalb ( meyakini dengan hati), dan al-amal bil jawarih (beramal dengan seluruh anggota badan). Jadi tidak cukup seseorang menyatakan beriman tanpa mewujudkan apa yang diyakininya dalam bentuk amal yang nyata.

“Maka katakanlah “beramallah kamu niscaya Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman akan melihat amalanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. at-Taubah: 105)

Umat Islam dituntut oleh Allah –subhânahu wa ta`âlâ- untuk menunaikan sejumlah amal, baik yang bersifat individual maupun yang kolektif bahkan kewajiban yang sistemik. Kewajiban individual akan lebih khusyu’ dan lebih baik pelaksanaannya jika ditunjang dengan sistem yang kondusif. Shalat, puasa , zakat dan haji misalnya akan lebih baik dan lebih khusyu’ kalau dilaksanakan di tengah suasana yang aman tenteram dan kondusif. Apalagi kewajiban yang bersifat sistemik seperti dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar, jihad dsb, mutlak memerlukan ketersediaan perangkat sistem yang memungkinkan terlaksananya amal tersebut.

Pentingnya amaliyah harakiah dalam kehidupan seorang mukmin laksana air. Semakin banyak air bergerak dan mengalir semakin jernih dan semakin sehat air tersebut. Demikian juga seorang muslim semakin banyak amal baiknya, akan semakin banyak daya untuk membersihkan dirinya, sebab amalan yang baik bisa menjadi penghapus dosa. Simaklah QS. Huud: 114

“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam, sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan yang buruk (dosa), itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. (QS. Huud: 114)

Ada sedikitnya tiga alasan kenapa seorang harus beramal:

1. Kewajiban diri pribadi.

Sebagai hamba Allah tentunya harus menyadari bahwa dirinya diciptakan bukan untuk hal yang sia-sia. Baik jin dan manusia Allah ciptakan untuk tujuan yang amat mulia yaitu untuk beribadah, menghamba kepada Allah –subhânahu wa ta`âlâ-. Amalan adalah bentuk refleksi dari rasa penghambaan diri kepada Dzat yang mencipta.

“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah” (QS. Adz Dzaariyaat: 56)

Di samping itu pertanggungjawaban di depan mahkamah Allah nanti bersifat individu. Setiap individu akan merasakan balasan amalan diri pribadinya.

“Dan bahwasanya manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (QS. an-Najm: 39-41).

2. Kewajiban terhadap keluarga.

Keluarga adalah lapisan kedua dalam pembentukan ummat. Lapisan ini akan memiliki pengaruh yang kuat baik dan rusaknya sebuah ummat. Oleh sebab itulah seseorang dituntut untuk beramal karena terkait dengan kewajiban dia membentuk keluarga yang Islami, sebab tidak akan terbentuk masyarakat yang baik tanpa melalui pembentukan keluarga yang baik dan islami.

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At-Tahrim :6)

Setiap muslim seharusnya mampu membentuk keluarga yang berkhidmat untuk Islam, seluruh anggota keluarga terlibat dalam amal islami di seluruh bidang kehidupan.

3. Kewajiban terhadap dakwah.

Beramal haraki bagi seorang muslim bukan hanya atas tuntutan kewajiban diri dan keluarganya saja, akan tetapi juga karena tuntutan dakwah. Islam tidak hanya menuntut seseorang saleh secara individu tapi juga saleh secara sosial.

“dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah:71)

“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)

Ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Juga di dalam surat Fushshilat ayat 33:

“siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)

Allahu a’lam.
Selengkapnya...

Jaga Hijab Donk

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.54 | , | 0 komentar »

Artikel dari teman semoga bisa membawa manfaat untuk mampu diimplementasikan secara nyata. Mohon maaf jika mungkin ada hal yang tidak berkenan.

“Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.

“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,” tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.


“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.

“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.

Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:

1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.

2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.

3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.

4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.

Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-’ikhwanan’-nya atau ke-’akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.

Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, “Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.” Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.


Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat

Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua
Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.

2. Rapat Berhadap-Hadapan
Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. “Men-tek” Untuk Menikah
“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.

6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu
“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :).“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.

10. Curhat
“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.

11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat
“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.


Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)

b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)

c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)

d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”

e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12:
"... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)

Penutup

Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.

Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).

Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat.

Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan.

Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat.

Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.


“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “

Allahumma innaka ta'lamu anna haadzihil quluub, qodijtama'at 'alaa mahabbatik, wal taqot 'alaa too'atik, watawahadat'alaa da'watik wata'aahadat 'alaa nushroti syari'atik...
Selengkapnya...

Visi & Misi

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.14 | , | 0 komentar »

Visi
Menjadi wadah pelajar muslim yang turut mempelopori kepemimpinan, advokasi (pembelaan) dan Moral Pelajar Indonesia


Misi
1. Membantu mengawasi sistem pendidikan di Indonesia
2. Memperjuangkan kepentingan dan hak pelajar
3. Mengokohkan ikatan hati antarpelajar muslim se-Indonesia
4. Mewujudkan citra baik pelajar yang bermoral dan berakhlak
5. Mengembangkan jiwa kepemimpinan yang memiliki kualitas IMTAQ dan IPTEK yang baik


Selengkapnya...

Lambang dan Mars KAPMI

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.12 | , | 0 komentar »


1. Peta Indonesia : Organisasi ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia
2. Jabat Tangan : Organisasi ini didirikan atas dasar ukhkuwah yang tinggi
3. Buku : Organisasi ini diamanahkan keada orang yang memiliki IMTAQ dan IPTEK yang baik
4. Lingkaran berjaring : Organisasi ini mempersatukan pelajar muslim Indonesia
5. Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia : Nama Organisasi
6. Warna Hijau : Kedamaian antar pelajar
7. Warna Putih : Kesucian hati








Mars KAPMI


Untuk sebuah generasi
Dalam naungan ilahi
Perjuangannya takkan pernah henti
Menegakkan Izzah Islam di bumi ini

Untuk generasi Rabbani
Jihadnya tak pernah henti
Berlandaskan cinta suci yang sejati
Ukhkuwah fillah tumbuh subur abadi

Satukan visi, satukan misi
Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia
Bangun potensi, raih prestasi
Bersama kita membangun nusa dan bangsa

Satukan Aksi, wujudkan mimpi
Kerahkan semua potensi yang ada di diri
Bangun harapan tuk masa depan
Bersama Allah............ Kita songsong kejayaan



Selengkapnya...

Sejarah KAPMI

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.01 | , | 0 komentar »



Refleksi pemuda Indonesia, khususnya pelajar, sudah tidak bisa dinomor duakan lagi. Citra pelajar sudah membuktikan tingginya sejarah yang telah berhasil ditoreh dengan tinta emas. Berbagai perang yang dihadapi Rasulullah SAW, sebagai contoh penorehan tinta emas pada kitab sejarah. Kegigihan Rasulullah SAW membina para sahabat yang masih muda belia, memberikan hasil kemenangan perang Badar. Maka kita tidak heran bila membaca sirah Nabawiyah yang mengisahkan para pemuda yang memegang kokoh panji Islam dan senantiasa berada pada garda terdepan barisan jihad.

Bisa juga pelajar kita refleksikan atas kemerdekaan Indonesia yang mengalami penindasan oleh Belanda dan Jepang. Tak bisa dipungkiri lagi, kalau pelajar adalah kunci keberhasilan.

Pada pertengahan tahun 1997 krisis ekonomi melanda Indonesia. Dimana krisis ini menyebabkan terhambatnya pembangunan bangsa bahkan mengalami penurunan. Barometernya adalah penduduk miskin yang bertambah dan putus sekolah lantaran tidak ada biaya.


Selain krisis moneter, Indonesia juga mengalami krisis moral. Pelajar yang semula mejadi harapan bangsa, mulai terseok-seok oleh gemerlapnya dunia malam, dunia prostitusi, dunia pergaulan bebas dan dunia narkoba.

Di tengah-tengah kondisi yang sedang bergejolak itulah sekelompok pemuda hadir untuk mengambil peran sebagai bagian dari solusi terhadap permasalahan tersebut, dengan tekad bahwa pemuda hari ini adalah generasi perubah. yakni yang dapat mengubah bangsa Indonesia yang sedang carut-marut. mereka mendirikan organisasi masa pelajar yang diberi nama KESATUAN AKSI PELAJAR MUSLIM INDONESIA (KAPMI). Sebagai wadah penyatu isi dan pergerakan pelajar muslim Indonesia kearah yang lebih baik. Forum yang turut memprakasai KAPMI

1. FORKOPMI (Forum Komuikasi Pelajar Indonesia) Jakpus 2. KOPMI (Komunikasi Pelajar Muslim Indonesia) Jakut 3. FKBR (Forum Keluarga Besar Rohis) Jaksel 4. FUPI (Forum Ukhuwah Pelajar Indonesia) Jaksel 5. FUPMI (Forum Ukhuwah Pelajar Muslim Indonesia) Jaktim 6. FAKSAROH (Forum Aktivis Rohis) Jakbar 7. SABAR (Silaturahim Keluarga Besar Rohis) Jakbar

Ketujuh organisasi tersebut sepakat untuk bergabung menjadi satu dengan nama KAPMI Wilayah DKI Jakarta dan berusaha untuk mempelopori berdirinya KAPMI pada proinsi lain di Indonesia.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, KAPMI Wilayah DKI Jakarta dideklarasikan di ruang serbaguna SMA Al - Azhar Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada tanggal 17 Dzulhijjah 1419 H bertepatan dengan tanggal 4 April 1999 M.KAPMI berdiri sebagai organisasi yang independent secara struktural.

Tujuan dari KAPMI didirikan adalah secara garis besar sebagai penghubung tali silaturahmi, sarana komunikasi, sarana ukhuwah dan sarana advokasi atau sarana pembelaan khususnya pada masalah-masalah pelajar.

Dengan menyatukan visi untuk Menjadi Wadah Pelajar Muslim yang Mempelopori Kepemimpinan, Advokasi, dan Moral Pelajar Indonesia, maka terbentuklah Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI) Wilayah DKI Jakarta. Yang kemudian disusul oleh berdirinya organisasi KAPMI di beberapa wilayah lain.

Kini di tahun ke-11 KAPMI memiliki cita - cita untuk menjadi "KAPMI Cerdas & Bermoral". Dengan semangat untuk tetap mengawasi sistem pendidikan Indonesia dan juga mengambil peran dalam perbaikan moral pelajar Indonesia.

Untuk itu, Kami mengajak kepada seluruh pelajar Indonesia bergabung dalam barisan Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI).

Satukan Visi, Satukan Misi
Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia
Bangun Potensi, Raih Prestasi
Bersama kita membangun nusa dan bangsa,,,




Selengkapnya...

Ukhuwah Atas Nama Allah

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 10.17 | , | 0 komentar »


Muslim satu dengan Muslim yang lain itu ibarat satu tubuh. Jika satu disakiti, maka yang lain juga akan menderita. Tapi ukhuwah yang benar hanya atas nama Allah SWT
Hidayatullah.com--Muslim satu dengan Muslim yang lain itu ibarat satu tubuh, kata Nabi. Itulah ukhuwah atau persaudaraan. Ukhuwah islamiyah atau persaudaran Islam adalah sendi pokok untuk membangun tatanan masyarakat Muslim yang kokoh. Tatanan masyarakat Islam yang kokoh merupakan cita-cita kita semua dimana Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin akan benar- benar terwujud.

Memperkokoh pilar-pilar ukhuwah islamiyah adalah kewajiban setiap Muslim. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan ukhuwah. Hal itu termaktub dalam beberapa ayat di Al-Quranul Karim.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Di bawah ini adalah beberapa hadits yang menjelaskan kedudukan ukhuwah dalam Islam. Di bawah ini adalah anjuran ukhuwah menurut Islam.
Lillahi Ta’ala
Semangat ukhuwah di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan. Rasulullah bersabda, ”Pada hari kiamat Allah berfirman: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya.” (HR Muslim)
Dalam keterangan yang lain Nabi Muhammad menjelaskan, ”Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka.” Beliau menjawab, ”Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.” (HR Nasa’i dari Abu Hurairah Radiallahu ‘anhu)
Tidak Saling Menzhalimi
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau mencelakakannya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya sesama Muslim dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (HR Bukhari dari Abdullah bin Umar ra)
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah bersabda, ”Janganlah kalian saling mendengki, melakukan najasy, saling membenci, memusuhi, atau menjual barang yang sudah dijual ke orang lain. Tetapi jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak menzhalimi, dan tidak membiarkan atau menghinakannya. Takwa itu di sini (beliau menunjuk ke dadanya tiga kali).”
Ibarat Satu Tubuh
Ukhuwah dalam Islam memperkuat ikatan antara orang-orang Muslim dan menjadikan mereka satu bangunan yang kokoh. “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh; apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuh akan sulit tidur dan merasa demam.” (HR Muslim)
“Orang-orang Muslim itu ibarat satu tubuh; apabila matanya marasa sakit, seluruh tubuh ikut merasa sakit; jika kepalanya merasa sakit, seluruh tubuh ikut pula merasakan sakit.” (HR Muslim)
Merasakan Lezatnya Iman
“Barangsiapa ingin (suka) memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah.” (HR Ahmad)
Mengenal Baik Sahabatnya
“Jika seseorang menjalin ukhuwah dengan orang lain, hendaklah ia bertanya tentang namanya, nama ayahnya, dan dari suku manakah ia berasal, karena hal itu lebih mempererat jalinan rasa cinta.” (HR Tirmidzi).



Selengkapnya...