Oh Sahabat, Kemana Saja Kau?

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 22.40 | , , | 0 komentar »

Teringat seorang sahabat yang begitu membuatku terpana dengan kesehariannya tempo dulu, dulu sekali.Aku selalu iri dengan apa yang ada pada dirinya. Ya, aku iri dengannya. Iri, pun bangga dengannya. Memang kadang selalu begitu.

Dirinya yang dulu "alim"; rajin ibadah, shalat di pertigamalam pun tak pernah ketinggalan, ia anggap itu adalah sebuah kebutuhan hidup. Puasa sunnah senin kamis juga sudah menjadi kewajiban baginya. Rajin belajar dan tak pernah mendapatkan nilai di bawah delapan. Menakjubkan! Sungguh aku iri ketika itu.

Namun, keadaan itu kini sudah berbalik. Aku sering bertanya dalam hati, “dirimu yang dulu itu sekarang di mana? hilang kemana? dimakan zamankah?” Sungguh kejamkah zaman telah memberangus unggah-ungguh, tindak-tanduknya yang sopan pada siapa saja, tak pernah muncul dari mulutnya hewan seisi kebun binatang, apalagi sampai mencaci-maki orang lain, tak pernah ia lakukan itu.

Dan sekarang? Sekarang dia berubah total dari yang dulu.

“Waktu, kalau boleh aku minta kembalikan dia seperti dulu lagi!”

Sempat beberapa hari yang lalu aku bertemu dengannya, namun apa yang terjadi dengannya Ketika itu? Aku tidak menyangka kalau dia sudah berubah drastis, tanpa canggungnya dia tawarkan minuman keras padaku.“Maaf, Wan, aku tidak minum lagi.”

Aku tempo dulu yang ia ajari dan yang ia perkenalkan padaku huruf-huruf hija’iyah hingga aku bisa membaca al-Qur’an, aku dulu yang olehnya dikenalkan seorang ustadz, hingga aku sedikit mengetahui ajaran agama Islam, aku yang dulu buta akan sejarah para nabi, sejarah Khulafaurrasyidin maupun sahabat-sahabat nabi dan sejarah orang-orang shaleh, dan aku bisa merasakan nikmatnya ber-Islam, nikmatnya masuk Islam selayaknya aku memasuki rumah tempat tinggalku sendiri. Akupun jauh dari minuman memabukkan. Aku bersyukur bertemu dengannya.

Tapi, dia sekarang? Lihatlah, teman, dia sekarang berubah total.Saat aku tanya, “Inikah kehidupanmu sekarang?”“Iya, emang kenapa?” Jawabnya cuek.Melihat itu rasanya dada sesak, muntap bukan mantap. Kaget.

Kenapa sahabatku yang dulu sopan dan lembut tutur katanya dan bahkan berbicara dengan cewek pun dia gemetar hingga keluar keringat dingin. Dan bahkan sekarang ia dengan yang bukan mahram pun seakan tak ada batas dalam pergaulan. Naudzubillah. Hidupnya amburadul tak karuan “Inikah hidup, Tuhan?”

Di mana penjagaan-Mu terhadap hamba-hambaMu yang shalih, dimana Engkau saat dia melakukan maksiat? dimana, dimana engkau, Tuhan? Aku bingung memikirkan ini semua. Tak sampai otakku. Sudahlah,memang benar kata si fulan, kamu adalah produk lingkungan. Lingkunganlah yang akan menentukan dan mendekte gerak-gerik, tingakah laku siapa saja, namun aku rasa tidak semua orang adalah produk lingkungan, terganung individu masing-masing, bagaimana dia berada dalam lingkungan itu, diakah yang akan merubah lingkungan itu? atau diakah yang akan diubah oleh lingkungan itu sendiri atau dia bahkan ‘made in’ lingkungan tertentu?

Tapi kenyataan yang kita lihat sekarang, lingkungan bejat kita akan bejat, lingkungan baik akan baik pula. Sebagaimana pepatah mengatakan, berteman dengan penjual minyak wangi sedikit banyak akan tertular wanginya.

Sedikit kabar angin tentang dia yang sampai ke telingaku, bahwa orang tuanya cerai. “Broken home”, batinku. Aku dengar dari kawanku, bahwa Irwan tidak tahan dengan hidup yang ia jalani, yang tiap harinya harus mendengarkan percekcokan kedua orang tuanya, yang tiap harinya harus melihat piring terbang di rumahnya, ibunya tak pernah memasak buat bapaknya. Suami pulang kerja, yang seharusnya isteri menjadi tempat berkeluh kesah sambari mengusap peluh sang suami pulang kerja. Tapi nyatanya sang isteri tidak di dapatkannya di rumah saat sang suami sampai di rumah. Sang isteri pulang hingga malam dan di antar pemuda tinggi besar, entah siapa. Laksana panggung sandiwara dalam film maupun sinetron. Dan betapa biadab sang isteri.Sebegitu besarkah pengaruh dunia persinetronan?

“Aku ini suamimu kurang apa? kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal sudah ku cukupi,” geram sang suami, dongkol dalam hati.

“Bukankah papa di kantor dari pagi sampai sore bisa bercanda ria dengan perempuan-perempuan kantor, mama sebagai istri papa merasa kurang di perhatikan, papa yang tiap minggu harus keluar kota, urusan inilah, urusan itulah, mama tidur sendirian, jangan kira mama tidak tahu apa yang papa lakukan selama di luar kota sana. Papa membawa perempuan kantor itukan? yang papa bilang, itu klien, klien, klien. Kotoran pun keluar dari mulut sang isteri berbentuk kata-kata, protes sang isteri saat percekcokan.
Plak! Telapak tangan mendarat di pipi sang isteri. Kasar sekali.Begitulah tiap harinya Irwan menyaksikan tontonan di rumahnya. Betapa tidak ngilu hatinya?

Seorang awam menjadi sasran naik turunnya iman, tiap hari bahkan tiap menit maupun detik selalu berubah-ubah, yang kadang naik dan kadang turun bak roda pedati, kadang berada di atas dan suatu ketika juga berada di bawah.

Melihat apa yang ada pada sahabatku sekarang aku serasa tidak terima, kenapa harus sahabatku yang menanggung cobaan seperti itu? kenapa harus sahabatku yang menjadi begitu? sungguh tidak disangka!

Perjalanan hidup ini memang berliku, sebagaimana yang telah terjadi pada Irwan.
Pernah dia curhat padaku kenapa dia berubah total seperti itu, berada dalam kenistaan hidup. Alhamdulillah ternyata dia sendiri menyadarinya kalau dia itu sudah berubah total dari yang ada dulu.

“Kawan, itu lah hidup, yang tiap saat sang pengasih tak akan pernah berhenti mengasihimu, kawan.Sang pengasih masih sayang padamu, kawan. Bentuk kasih sayangNya yaitu ujian yang Dia timpakan padamu itu, kawan.Kamu harusnya bangga karena sang pengasih masih memberikan perhatian padamu, kawan.Kamu harus tegar dan sabar. Berdoa saja lah semoga sang pemberi kasih sayang masih juga mengasihi ke dua orang tuamu”.

Sahabat, hidup memang penuh liku. Jalan berbatu menghalangi perjalanan, jalan bertanjak, dan kita mau tidak mau harus menempuhnya. Kuat apa tidak menempuh tanjakan itu, Kita harus dapat menyingkirkan halang rintang itu, hingga kita bisa melanjutkan perjalanan ini dengan nyaman tanpa merasa ada halangan. Sabar dan tegar yang kita butuhkan.

Sahabat, semoga engkau kembali pada jalan yang benar. Dalam kehidupan ini ada jalan kebenaran dan jalan kebatilan atau kesesatan. Hidup adalah pilihan. KataNya, “Faman syaa’a fal yu’min waman syaa’a fal yakfur”, Silahkan kamu mau mukmin atau kafir. Tapi ingat, ada konsekuensinya, yaitu surga dan neraka. Semoga engkau bisa memilihnya, sahabat.

Semoga engkau kuat menghadapi hidup ini. semoga dirimu yang dulu kembali pada dirimu lagi, kembali kepada jalan kebenaran, bukan jalan kesesatan. Amin.

Selengkapnya...

Jangan Berat Tuk Tersenyum

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 22.37 | , | 0 komentar »

Belum genap satu bulan saya dan keluarga tinggal disebuah rumah yang saya kontrak didaerah bekasi utara. Alhamdulillah rumah ini terasa nyaman dengan sirkulasi udara dan cahaya yang cukup. Tiga minggu tinggal disini, Allah telah memberikan sebuah pelajaran berharga bagi saya.

Subuh tadi ketika hendak berangkat berjama’ah ke masjid, tepat di depan rumahku duduk seorang security/hansip yang sedang tugas jaga. Ia duduk seorang diri diatas bangku yang kebetulan memang ada didepan rumahku sambil menghisap sebatang rokok dalam-dalam. Posisinya menghadap tepat kearah pintu rumahku. Saya belum menyadari keberadaanya ketika membuka pintu rumah dan menguncinya kembali untuk saya tinggalkan. Namun ketika saya membuka pintu gerbang, sedikit kaget saya melihatnya. Kemudian kulemparkan senyum kearahnya, namun Pak Hansip ini cuek saja, bahkan wajahnya terlihat masam (sedikit kecewa saya atas sikapnya). Kemudian kulanjutkan langkahku menuju masjid. Karena penasaran sebelum meninggalkan rumah saya coba menyapa Pak Hasip yang belum saya kenal ini “mari pak” basa-basi memang, tapi saya berharap dengan sapaan ini ia akan memberikan sedikit senyuman kepada saya. Ternyata lagi-lagi saya harus kecewa ia hanya menjawab dengan singkat “ya”, masih dengan muka masamnya.

Sebelumnya hari minggu yang lalu hal yang serupa juga saya alami. Saat itu saya sedang menyapu dan mencabuti rumput dihalaman hingga ke sisi jalanan di depan rumah. Jalanan depan rumah saya ada dua jalur dan dibatasi oleh pemisah jalan yang diatasnya ditanami berbagai pepohonan diantaranya pohon palem. Saya mencabuti rumput-rumput yang ada dibawah pembatas tersebut dan rumput-rumput itu saya taruh di pinggiran pohon palem yang saat itu memang sudah banyak rumput liar disekitarnya. Sedangkan sampah lain saya kumpulkan dan saya buang ditempat sampah saya. Namun tiba-tiba seorang bapak datang kearahku dan tanpa menyapa apapun langsung memungut rumput-rumput tadi dan melemparnya ketumpukan sampahku sambil berteriak “Ini jangan dibuang disini mas, capek-capek saya ngerapiin dari ujung sana”. Saya segera meminta ma’af: “oohh, ma’af pak saya tidak tau, nanti saya rapihkan”. Kemudian ia berlalu begitu saja.

Dua kejadian tadi meninggalkan beberapa pertanyaan dalam hati saya. “Mengapa mereka bersikap demikian?” “Beratkah untuk membalas senyuman? Tidak adakah cara lain yang lebih santun untuk menyapa/menegur? Atau mereka menganggap karena saya orang baru disini?" Padahal dengan iktikad baik sejak kepindahan keluarga saya kesini, saya segera lapor ke ketua RT. Bahkan ketika pak RT menyampaikan bahwa untuk keluarga yang mengontrak, iuran bulanan (sampah dan keamanan) harus dibayar 6 bulan sekaligus sayapun menyetujuinya, karena ini sudah menjadi aturan disini. Dan sebagai pendatang saya harus mengikuti aturan yang ada.

Tentunya bukanlah semata karena saya orang baru disini, tapi mungkin saat itu Allah belum memberikan kelembutan hati kepada kedua Bapak tadi. Saya pun tak berfikir macam-macam terhadap keduanya. Bahkan dalam kasus yang kedua, sore harinya ketika bertemu Bapak itu saya langsung memberikan senyuman, dan Alhamdulillah Bapak itupun tersenyum. Dan besok pagi jika saya bertemu Pak Hansip itu saya pun akan tersenyum lagi, tak perduli Pak Hansip itu membalasnya atau tidak. Bukankah senyum itupun bagian dari ibadah bahkan termasuk sedekah.

Dalam sebuah hadits dikatakan: “Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah (senyum) pada orang lain,” (HR. Muslim) dan juga saya teringat sebuah Hadits "Tabassumu fi akhika shadaqoh" yang artinya senyum untuk saudaramu adalah Sedekah. Jadi, saya akan tetap tersenyum.

Selengkapnya...

Sekilas Mengenang Idola Kita

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.37 | , | 0 komentar »

Idola

Siapa Idola Kita? Rossi? atau Tukul Arwana?
Setiap insan pasti menantikan idola tersebut. Idola yg harus kita idolakan adalah idola yang benar-benar bisa membuat perubahan kepada diri kita. Yang mendatangkan manfaat kepada Diri kita. Lalu, bagaimana cara memilihnya? Yaitu kita melihat akhlak, kehidupan, sifat, dll. Tentu saja Rasululloh saw.

Siapa mukmin yang tidak rindu ingin bertemu dengan Rasulullah saw. Jika bertemu, pasti kita ingin memeluknya. Seperti apa ciri fisik Rasulullah saw.?

Ciri Fisik Rasulullah SAW

Ali bin Abi Thalib r.a. memerinci ciri fisik Rasulullah saw., “Nabi Muhammad saw. tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek. Berpostur indah di kalangan kaumnya, tidak terlalu gemuk dan tidak pula terlalu kurus. Perawakannnya bagus sebagai pria yang tampan. Badannya tidak tambun, wajah tidak bulat kecil, warna kulitnya putih kemerah-merahan, sepasang matanya hitam, bulu matanya panjang. Tulang kepalanya dan tulang antara kedua pundaknya besar, bulu badannya halus memanjang dari pusar sampai dada. Rambutnya sedikit, kedua telapak tangan dan telapak kakinya tebal.

Apabila berjalan tidak pernah menancapkan kedua telapak kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, beliau menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang beliau adalah penutup para nabi. Beliau adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul dengannya pasti akan menyukainya.”

Setiap orang yang bertemu Rasulullah saw. pasti akan berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya.” Begitulah Rasulullah saw. di mata khalayak, sebah beliau berakhlah sangat mulia seperti yang digambarkan Al-Qur’an, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Nasab Rasulullah SAW

Nasabnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Quraisy bin Kilab. Rasulullah saw. memiliki silsilah yang berujung pada Adnan anak keturunan Nabi Ismail a.s. Semuanya dikenal sebagai orang-orang yang mulia dan shalih. Tak heran jika Rasulullah saw. adalah anak Adam yang paling mulia kehormatan dan paling utama nasabnya. “Aku adalah manusia pilihan dari di antara manusia pilihan dari di antara manusia pilihan.”

Rasulullah saw. adalah putra semata wayang Abdullah, anak terakhir Abdul Muthallib. Abdul Muthalllib pernah bernazar, jika dikaruniai 10 anak lelaki, ia akan menyembelih satu orang di antaranya untuk Allah. Ketika diundi, keluarlah nama Abdullah. Ketika Abdul Muthallib akan memenuhi nazarnya, kaumnya bermusyawarah dan menawarkan kepadanya agar menebus putra bungsunya itu dengan 100 ekor unta atau serata dengan diat 10 orang budak.

Abdullah wafat saat Rasulullah saw. masih dalam kandungan Aminah, ibunya. Aminah adalah anak Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Rasulullah saw. lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Aminah mengirimkan bayinya ke Abdul Muthallib. Lantas Abdul Muthallib membawa bayi yang dinamainya Muhammad itu berthawaf mengelilingi Ka’bah.

Tahun Gajah

Tahun Gajah, apa maksudnya? Di tahun kelahiran Rasulullah saw. ada peristiwa besar di Mekkah. Abrahah Al-Habsyi seorang panglima perang kebangsaan Habasyah (Ethiopia) berkuasa di sebagai Gubernur Yaman di bawah pemerintahan Raja Najasyi, Raja Habasyah. Ia membangun sebuah gereja besar yang diberi nama Al-Qallais. Abrahah ingin gerejanya itu menjadi kiblat seluruh bangsa Arab.
Seorang pria dari Bani Kinanah mendengar obsesi Abrahah itu. Ia pergi ke Yaman dan menyelinap ke dalam gereja itu di malam hari. Ia buang air besar kemudian membuang kotorannya di kiblat gereja itu.

Mengetahui itu, Abrahah marah. Ia bersumpah akan pergi ke Mekkah dan menghancurkan Ka’bah. Abrahah mengerahkan tentara dan pasukan gajahnya. Namun, perjalanan pasukan gajah ini terhenti di Mina. Allah swt. membinasakan pasukan itu dengan mengirimkan serombongan Burung Ababil yang melemparkan kerikil mematikan. Tahun terjadinya peristiwa itu dinamakan Tahun Gajah.
Ibu Susu Rasulullah SAW

Sudah menjadi tradisi kalangan terpandang Arab, bayi-bayi mereka disusui oleh murdi’at (para wanita yang menyusui bayi). Rasulullah saw. ditawarkan kepada murdi’at dari Bani Sa’ad yang sengaja datang ke Mekkah mencari bayi-bayi yang masih menyusu dengan harapan mendapat bayaran dan hadiah. Tapi mereka menolak karena Rasulullah saw. anak yatim. Namun Halimah Sa’diyah tidak mendapatkan seroang bayi pun yang akan disusui. Karena itu, agar pulang tanpa tangan hampa, ia mengambil Rasulullah saw. yang yatim itu sebagai anak susuannya.

Keberadaan Muhammad mungil memberi berkah kepada keluarga Halimah, bahkan bagi kabilahnya. Setelah dua tahun, Halimah membawa Muhammad kecil mengunjungi ibunya. Karena sadar bahwa keberadaan Muhammad kecil memberi berkah kepada kampungnya, Halimah memohon Aminah agar Muhammad kecil diizinkan tinggal kembali bersama Bani Sa’ad. Aminah setuju.

Muhammad cilik dikembalikan ke Mekkah setelah terjadi peristiwa pembelahan dada. Dua malaikat datang menghampiri Rasulullah saw. dengan membawa bejana dari emas berisi es. Mereka membelah dada Rasulullah saw. dan mengeluarkan hatinya. Hati itu dibedah dan dikeluarkan gumpalan darah yang berwarna hitam. Kemudian dicuci dengan es. Setelah itu dikembalikan seperti semula. Halimah khawatir dengan keselamatan Muhammad cilik. Ia dan suaminya sepakat mengembalikan Muhammad kecil kepada ibunya.
Aminah dan Abdul Muthallib Wafat

Muhammad kecil pun tinggal bersama ibunya. Ketika berusia 6 tahun, Muhammad cilik dibawa ibunya mengunjungi paman-pamannya dari Bani Adi bin Najjar di Yatsrib (yang kemudian hari berubah nama menjadi Madinah). Dalam perjalanan ini Aminah wafat di Abwa dan dikuburkan di sana.
Kemudian Muhammad cilik diasuh kakeknya, Abdul Muthallib. Namun tak berlangsung lama, hanya 2 tahun. Abdul Muthallib wafat ketika Rasulullah saw. berusia 8 tahun. Rasulullah saw. kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Perjalanan ke Syam

Abu Thalib pergi berdagang ke Syam. Keponakannya, Muhammad, ikut serta. Kafilah dagang ini tiba di Kampung Busra. Mereka bertemu dengan seorang pendeta bernama Bahira.
Bahira tahu tentang ajaran Nasrani dan ia paham betul tentang ciri dan sifat Rasul terakhir yang diberitakan oleh Nabi Isa a.s. Bahira melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad, keponakan Abu Thalib. Ia menasihati Abu Thalib agar segera membawa pulang keponakannya dan waspada dengan orang-orang Yahudi.

Menikah Dengan Khadijah

Ketika berusia 25 tahun, Rasulullah saw. pergi ke Syam membawa barang dagangan milik Khadijah. Rasulullah saw. ditemani pembantu pria kepercayaan Khadijah bernama Maisaroh. Maisaroh memberi informasi kepada Khadijah tentang sifat-sifat Rasulullah saw.

Kemudian setelah kembali ke Mekkah, Muhammad muda menikah dengan Khadijah. Saat dinikahi Muhammad muda, Khadijah bersatus janda. Dari pernikahan ini Muhammad dan Khadijah mendapatkan beberapa orang anak. Ada riwayat yang mengabarkan Rasulullah saw. dikaruniai 2 orang anak lelaki dari Khadijah, yaitu Qasim dan Abdullah. Namun keduanya meninggal sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Rasulullah saw. juga mendapat anak-anak perempuan dari Khadijah, yaitu Zainab, Ruqayyah, dan Ummi Kulsum. Mereka mengamalkan Islam dan meninggal sebelum Rasulullah wafat. Sedangkan putri bungsu Rasulullah saw. dari Khadijah adalah Fathimah. Fathimah meninggal 6 bulan setelah Rasulullah saw. wafat.

Berkhalwat di Gua Hira

Sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, Muhammad suka menyendiri di Gua Hira. Ini dikarenakan ia begitu membenci paganisme, agama kaumnya, dan setiap perbuatan keji yang dilakukan kaumnya. Di Gua Hira Muhammad beribadah kepada Rabbnya.
Membangun Ka’bah

Ketika Muhammad menginjak usia 35 tahun, orang-orang Quraisy berkumpul untuk membangun kembali Ka’bah yang rusak. Saat proses peletakan kembali Hajar Aswad, para kabilah Quraisy bersengketa. Mereka masing-masing merasa paling berhak melakukannya. Selisih pendapat ini sampai pada puncaknya. Mereka siap saling berperang.

Tapi, akhirnya mereka sepakat untuk menjadikan orang yang pertama kali masuk dari pintu masjid sebagai hakim yang memutus perkara mereka. Dan orang yang muncul pertama kali dari masjid adalah Muhammad. Mereka serempak mengatakan, “Ini dia Al-Amin. Kami ridha dengannya!”

Kemudian Muhammad meminta sehelai selendang, lalu ia ambil hajar Aswad dan meletakkannya dengan tangannya sendiri. “Setiap kabilah hendaknya mengambil sisi-sisi selendang ini lalu angkatlah bersama-sama,” begitu katanya kemudian. Setelah diangkat hingga dekat dengan tempatnya, Muhammad mengangkat dan meletakkan dengan tangannya sendiri Hajar Aswad di tempat yang seharusnya. Dan pembangunan itu pun selesai dengan semua kabilah merasa senang.
Selengkapnya...

Oh Ibu...

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.27 | | 0 komentar »

Subhanallah begitu indahnya Islam, Islam memuliakan orang tua, khususnya Ibu,berbakti kepada orangtua adalah ibadah{Al-Isra:23-27}. Dalam tafsirnya ayat tersebut, Imam Thabrani mengatakan:”Allah memerintahkan untuk tidak menyembah selain dia,dan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Oleh karena itu,wajib berbakti kepada orang tua. Ketika mereka telah berusia lanjut dan lemah,perlakukan keduanya dengan baik. Patuhi mereka dan jangan berkata, Ah pada keduanya salah satu seorang atau keduanya melakukan sesuatu yang menyakitkan. Bersabar adalah kunci pahala, sebagaimana keduanya selalu bersabar saat membesarkan anaknya yang masih kecil. Ucapkan perkataan baaik,lemah lembut,dan indah kepada keduanya.ada beberapa hadist yang melarang untuk durhaka kepada orang tua khususnya Ibu.
Rasulullah SAW bersabda,
’bukankah aku pernah memberi tahu kepada kalian tentang dosa-dosa paling besar?’Sahabat menjawab,’Iya wahai Rasulullah.’Rasulullah melanjutkan,’menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua,’Rasulullah yang sebelumnya bersandar kemudian duduk dan bersabda ’juga perkataan dusta dan kesaksian palsu,perkataan dusta dan kesaksian palsu,perkataan dusta dan kesaksian palsu’Rasulullah terus mengatakannyasampai aku berkata,”beliau tidak berhenti.”(HR.BUKHARI dan Muslim)


”Sesungguhnya Allah melarang kalian berbuat durhaka kepada Ibu,menyakiti orang lain dam mengubur hidup-hidup anak perempuan. Dia (Allah)juga membenci gosip,banyak bertanya,dan menghambur-hamburkan harta”(HR.BUKHARI).

”Syair berikut menggambarkan keutamaan seorang ibu:

Ibu adalah taman nan indah
Menebar wangi kasturi,mengharumkan dunia
Untuk-mu duhai ibu,aku sematkan kemuliaan,keagungan dan martabat yang tinggi
Beruntung nian mukmin yang berbuat baik kepadamu
Berlombalah dalam kebaikan,penuh harap menjadi orang yang berbuat baik
Hanya ibu yang banyak berkorban,berkelindan dalam kehidupan
Malam malam merawat anaknya yang sedang sakit
Terjaga menyusuri gelap malam
Ragam derita menyapa dalam memelihara anaknya
Menyusui selama dua tahun dan membesarkannya
Tatkala keburukan menimpa anaknya,ia lalui malam-malam panjang
Dengan duka dan nestapa
Air mata kasih sayang berlinangan
Ia meratap kepada Tuhan-Nya,limpahi hati ini dengan pelipur tara
Kasihi aku dengan keselamatan dengan yang Engkau janjikan
Wahai Ibunda,demi tuhanMu,kebaikanmu adalah kemuliaan maha suci Zat sumber segala kasih sayang.
Selengkapnya...

Ta'lim Bulanan KAPMI Jak-Sel

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 06.15 | , | 0 komentar »

KAPMI
KESATUAN AKSI PELAJAR MUSLIM INDONESIA
DAERAH JAKARTA SELATAN

Mengundang:

Seluruh pelajar muslim SMA/Sederajat di daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya
Pada acara:

Ta'lim Bulanan KAPMI Jak-Sel

“Menemukan Kembali Indahnya Islam”

-Materi by Ust. berpengalaman
-Sosialisasi KAPMI

Tempat : Masjid Al Fajr (Belakang RSPP, Dekat dengan Bulungan, BLok-M)
Pukul: 10.00 pagi
Ahad, 21/02/2010

Ayo Ikuti.. Raih Ilmu Sebanyak2nya...
And.. Don't Forget! Ajak Teman Sebanyak2nya

SEMANGAT PEMUDA ISLAM

GRATIS!!!

DON'T MISS IT!!!

Contact person:
Ikhwan:
08989182419
085692136652

Akhwat:
08978160443
02190626823

Rute : Dari Blok-M naik bis apa aja ke arah RSPP (69,74,611, dll) trn dekat sebelum RSPP.. trus jalan menuju Masjid Al-Fajr...

Selengkapnya...

Jeritan Hati Seorang Akhwat Biasa

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 02.15 | , | 0 komentar »


Gerimis ini mengiringi tangisan seorang wanita cantik, wanita yang tegar hatinya, wanita yang selalu bersahaja, wanita yang selalu menundukkan pandangannya, wanita yang sempurna dimataku. Tapi Allah Maha dari segala Maha, dia hanya wanita biasa yang bisa sakit hatinya, yang bisa mengeluarkan air mata ketika bersedih. Suci, begitulah nama wanita yang sedang kupandang ini. Air matanya tak bisa diajak berkompromi lagi, tak tertahan selalu mengalir, terisak dan terasa sesak. Aku dan Suci sudah seperti adik dan kakak, sejak lulus SMA diPadang aku hijrah untuk kuliah disalah satu Universitas Negeri di Jakarta, ayah mencarikanku tempat Kost yang tepat, yaitu dirumah Uni. Sejak saat itulah kami begitu akrab dan melekat sampai sekarang.

“Uni sudah ngga tahan lagi La!”
Sudah sembilan kali wanita yang kupanggil Uni mengeluarkan kalimat itu. Aku sebagai gadis yang belum berpengalaman dan masih labil jiwannya hanya bisa menguatkan dirinya tanpa bisa memberi solusi.

“Uni, Allah itu Maha Penyayang, tidak akan Allah memberikan Uni ujian sebesar ini kalau Uni tak kuat, Dibalik semua ini ada hikmahnya Uni. Mungkin saja Allah ingin menguji kecintaan Uni terhadap-Nya”

Air matanya semakin deras saja mengalir, tak tertahan dan tak bisa terbendung lagi. Ya Allah, kuatkanlah aku untuk bisa menguatkannya. Tiba-tiba Uni memelukku dengan sangat erat. Isak tangisnya berhenti, nafas panjang dikeluarkannya, aturan nafasnya mulai tertaur, bibirnya berkemit memulai bertasbih, kubiarkan bahu ini menjadi sandarannya dan menjadi wadah air matanya.

Aku jadi teringat dua tahun yang lalu, ketika Uni menikah dengan seorang pria bernama Fahri, dengan wajah berpoleskan sederhana Uni terlihat cantik dan sangat anggun, wajahnya yang jelita membuat semua orang terpaku melihatnya termasuk aku,
“Subhanallah, cantik sekali Uni. Aku bak melihat bidadari yang Allah turunkan tiba-tiba dari langit” Candaku saat itu. Uni hanya tersenyum tersipu malu, wajahnya pun sampai merah merona. Pria bernama Fahri itupun terpesona melihatnya, lalu tunduk kembali menjaga pandangannya. Setelah pernikahan itu berlalu, Uni pun diboyong ke Solo dari Jakarta, satu tahun kemudian Uni pulang dalam rangka ‘Ied. Saat kami bertemu kembali dan bercakap-cakap, wajahnya begitu berseri dan bahagia.

“La…”
Mulutnya mulai terbuka memulai pembicaraan.
“Bang Fahri begitu mencintai Uni, Uni begitu beruntung mendapatkan suami seperti dia”
“Subhanallah!”
“Bang Fahri akan setia sampai kapanpun walau apapun yang terjadi sama kami”
. Setelah itu Uni pulang lagi bersama suami tercintanya

Kalimat itu masih terngiang sampai sekarang, masih melekat dan terekam bagus didalam otakku. Namun sampai saat ini Allah belum memberikan seorang buah hati dalam pernikahhannya. Sehingga satu bulan yang lalu Bang Fahri memutuskan untuk berpoligami. Terasa di tusuk sembilu hati ini ketika mendengar kabar itu. Awalnya Uni menolak, tapi dengan dalih yang disertai dalil Uni tak bisa mengelak lagi, Uni mencoba Ikhlas dan lebih mencintai Dia dari pada dia. Bang Fahri menikahi seorang gadis yang usianya satu tahun lebih muda dari Uni wanita itu bernama Khomsa. Cantik dan menarik memang parasnya, Subhanallah, Maha Sempurna Allah yang menciptakan hambaNya dengan sempurna. Bang Fahri janji pada Uni kalau akan bersikap adil. Karena itu Uni dan mba Khomsa disatukan dalam satu atap. Padahal setahuku Rasul tidak mencontohkan itu, ya walaupun tak ada larangannya.

Satu bulan berjalan, rumah itu bagai nereka bagi Uni, Uni tak kuat lagi ketika suaminya harus bergilir berganti kamar, Uni tak sanggup lagi ketika pakaian kerja suaminya disiapkan oleh wanita lain, sarapan yang biasanya ia masak sendiri dan sekarang disediakan oleh wanita lain. Walau dengan hari bergilir Uni tetap saja tak kuat. Akupun akan merasakan hal yang sama jika aku berada diposisinya. Astagfirullah……! Kenapa bang Fahri setega itu, ketika Uni mencoba mengkomunikasikan permasalahn hatinya pada bang Fahri, bang Fahri malah menyuruh Uni untuk mencontoh Khomsa. Sakitnya hati Uni sakit juga hatiku. Sampai akhirnya kesedihan Uni membawanya bertemuku diLaut sunda ini secara rahasia Dihadapan Uni aku coba untuk tegar, sehingga mata ini mampu membendung berjuta juta tetesan air mata. Dan Ibu tak pernah tahu akan hal ini. Begitulah hidup, tak ada yang bisa menebak. Kadang menjadi cahaya yang terang benderang dan kadang menjadi kegelapan yang menakutkan. Hm….akupun sama, hanya wanita biasa.

Senja sudah tiba……

Kerudung* dan Jilbab** ini sudah basah disinggahi gerimis yang sedari tadi tak kunjung berhenti. Uni membuka kedua matanya, dihapusnya air mata yang sedari tadi mengalir, menghela nafas, dan bangkit dari bahuku.

“Aila, percayalah! Allah tidak pernah tidur, Allah selalu memberikan yang terbaik, berupa senang atau sedih. Semua itu adalah ujian. Tapi Aila, ketahuilah, aku hanya wanita biasa, wajar jika aku seperti ini. Terima kasih sudah meminjamkan waktu dan bahumu serta memberikan kasih sayangmu padaku. Tolong sampaikan kepada ibu, 3 hari lagi aku akan pulang”

Entah, kekuatan apa yang mendorong Uni tegar kembali. Kami bangkit dan berpelukkan lagi lalu berpisah. Aku bergegas pulang.

Hari-haripun berlalu, dan ini hari ketiga dimana aku bertemu Uni terakhir kalinya. Pesan Uni untuk ibu sudah kusampaikan, Ibu dan aku menunggu Uni dipelataran rumah. Pelataran yang menjadi saksi pertemuanku dengan Uni empat tahun lalu, saat aku masih sangat remaja dan berpakaian ala kadarnya. Polos, tidak berkerudung juga tidak berjilbab, tapi setelah aku mengenal Uni, akupun mengenal siapa aku, dari mana, mau apa, dan akan kembali kemana. Semua pertanyaan itu sudah terjawab dalam Islam. Dan Uni lah yang menghantarkan ku pada-Nya.

Sebuah Taksi berhenti didepan pelataran rumah Uni yang menjadi Kost-an ku selama 55 bulan ini. Seorang wanita anggun turun dari taksi itu, wanita itu adalah Uni. Dengan wajah berseri dan semakin cantik Uni pulang.

“Subhanallah….Alhamdulillah, kurasa permasalahannya sudah selesai” ujar hatiku
“Assalamu’alaikum bu, La”
“Wa’alaikumsalam”
“Lho, Fahri ngga ikut Ci? “ Tanya Ibu, hatiku gemetar.
“Fahri ya diSolo bu, dia kan harus kerja. Kalau ngga kerja istrinya makan apa donk bu?” dengan wajah tenang dan canda Uni menjawab pertanyaan ibu. Aku semakin bingung dibuatnya. Ibu dan aku menyambut Uni secara suka cita, kami senang sekali Uni pulang kerumah. Semua mengalir seperti air, ibu bahagia, begitu pun aku. Walau didalam isi kepala ku ini tersimpan berjuta tanya.

Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Cerita-cerita memecahkan waktu-waktu yang biasanya sunyi sepi, hanya ada Ibu, aku dan beberapa anak kost yang mempunyai kegiatan padat masing-masingnya. Apalagi setelah bapak wafat, semakin kesepian saja Ibu. Makan malam yang hangatpun sudah berlalu. Bahkan Uni sempat meledek kapan aku akan memenuhi separuh Dien ini. Ah…Uni, Skripsi aku saja masih dalam hayalan apalagi memiliki suami.

“Bu, La, aku pamit tidur ya. Rasanya tulang-tulang ini mau rontok. Hehehe”
“Ya sudah, selamat istirhat ya na’ “ kecupan Ibu yang melayang didahi Unipun melayang didahiku. Ibu sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri.

Malampun gelisah, hatikupun gundah. Ada apakah dengan Uni ? sudah selesaikah masalah diantara mereka? mengapa bang Fahri tiduk turut serta bersama Uni? Sedang apa bang Fahri ssehingga membiarkan Uni pulang sendiri ?........ Ah…..lebih baik aku tidur saja agar nanti bisa bangun sholat malam.
“Tok…Tok….”
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku, kutengok jam yang menggantung dihiasan lampu kamarku, rasanya baru lima menit aku memejamkan mata. Ternyata sudah jam dua. Segera ku membuka pintu kamarku.

“Uni?”
“Iyalah, masa Hantu! Hehehe, segera ambil wudhu sana. Setelah tahajud kekamar Ibu yah!”
“ada apa Uni?”
“datang sajalah!”
“OK!”
Sholat dan berdo’a khusyu kuhantarkan malam ini untuk-Nya, Allah yang Maha dari segala Maha. Segera kubergegas kekamar Ibu.
“Assalamu’alaikum…Tok…Tok…”
“Wa’alaikumsalam, masuk La!”
Jawab Uni dari balik pintu kamar Ibu.
“Sini La, duduk sini!”
Ibu menyuruhku lembut untuk duduk disisinya.
“ada apa bu? “ Tanyaku penasaran.
“Ga tau nih Suci, ada apa nak?”
Senyum lembut, itulah yang dimulai oleh Uni.
“Ibu, aku sangat menyayangi Ibu. Ibu bagaikan debaran jantungku. Dan Aila akupun menyayangi kamu sebagai adikku. Apapun yang akan kalian dengar ini adalah sebuah jalan yang sudah aku tempuh!”
Air mata Uni mulai turun satu persatu.
“ada apa na’? “ dengan bijaksana Ibu bertanya “Kabar apapun yang akan Suci beritahukan kepada Ibu, Ibu akan tetap tegar dan bersama Suci”

“Bu, setelah dua tahun aku berumah tangga dengan Fahri, aku merasa sangat bahagia, aku merasa menjadi wanita yang paling sempurna didunia ini, memiliki Ibu dan Bapak yang begitu menyayangiku dan menemukan Fahri suami yang sangat aku cintai serta Aila yang sudah menjadi adikku”
Sesaat hening… Ibu melebarkan bibirnya. Memeluk Uni. Subhanallah…Ibu sangat Bijaksana.

“Bu, aku bercerai dengan Fahri!”
Aku kaget bak disambar petir. Tapi Ibu??? Dia masih tersenyum dengan lembutnya.
“Memangnya kenapa nak ?” Sikap Ibu masih Bijaksana dan sangat lembut. Sumpah, aku tak pernah bertemu dengan wanita-wanita setegar ini.

“fahri menikah lagi dengan seorang wanita yang lebih sempurna dari aku, wanita yang bisa memberikan Fahri keturunan. Wanita yang lebih baik dariku. Awalnya aku bisa menerima, tapi sebatu-batunya hati manusia dia juga akan bisa pecah bu. Aku tidak kuat lagi untuk bertahan dengan keadaan ini. Jadi kuputuskan untuk berpisah”

Isak dan raungan tangisan Uni pun mulai terdengar. Dan aku hanya bisa terdiam.
“Apa kamu sudah memikirkan ini matang-matang nak? Bukan perasaan emosi semata?”
“Aku sudah beberepa kali memikirkan ini bahkan ribuan kali bu, sepanjang malam akupun beristikharah dan jawabannya adalah diterimanya aku menjadi mahasiswi diJepang. Setelah itu aku kuat untuk meninggalkan Fahri dan membiarkan dia bersama Khomsa”

Allahu Akbar, entah rasa apa yang ada pada saat ini. Aku hanya bisa bertasbih padaMu ya Allah. Maha Sempurna Engkau yang menciptakan Langit dan Bumi. Maka Fasiklah orang-orang yang tidak mau menjalankan dan memperjuangkan Hukum-hukum Mu.

Setelah malam itu, nterlihat tak ada beban diwajah Uni. Dia sibuk menyiapkan diri untuk mengejar cita-citanya menjadi ahli Sains diJepang.

“Berapa lama Ni disana?” tanyaku saat membantu mengepak barang-barangnya
“Hanya dua tahun, jangan nakal yah kamu! Kalau Nikah harus kabari aku. Hehehe”
“Ah, Uni! Aku belum kefikiran ke arah sana. Dan rasanya aku Trauma terhadap laki-laki”
“Eh, pria itu berbeda-beda La. Nasib pun berbeda-beda. Jangan pernah takut untuk menjalankan hidup ini. Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Jika hanya dengan hal semacam ini saja kita mundur apalagi menhadapi musuh-musuh Allah pembuat makar?”
“Tapi itukan berbeda, ini masalah HATI!”

“semua masalah itu punya solusi, yaitu ISLAM. Tak ada jalan lain! Ya kan?” Uni tertawa kecil.

8 tahun kemudian…..

Uni sudah mendapatkan cita-citanya menjadi seorang Ahli Sains, dia menjadi dosen dari beberapa Universitas Negeri. Ibu pun wafat setahun setelah Uni pulng dari Jepang. Uni berkeluarga lagi setelah empat tahun bercerai dari bang Fahri. Dan kini ia memiliki buah hati yang begitu tampan bernama Akbar. Sedangkan aku, sudah beranjak 32 tahun umurku ini. Tapi Allah belum mendatangkan kekasih hatiu. Entahlah, Allah sedang menguji kesabaranku. Pria datang silih berganti, tak satupun yang berhasil mengisi kehidupan abadiku. Ada yang tak cocok dengan umurku, ada yang orang tuanya tak setuju denganku, ada ada sajalah. Tapi Subhanallah, Maha suci Allah yang Maha berkehendak. Kun Fa Ya Kun.

“Insya Allah kamu bisa, dia wanita yang berbeda. Dia lebih sempurna dariku!”

Dengan berpakain pengantin berwaran putih anggun, sekarang aku berdiri. Penantian ini telah usai. Allah menjodohkanku dengan seorang pria beristri. Dan kini aku menjadi istri kedua dari seorang Pria yang Allah pilih. Sekarang aku berada diposisi Khomsa. Apakah kalian mendengar jeritan hati seorang wanita biasa ???!!!

* kerudung (QS. An- Nur : 31)
** Jilbab (QS.Al Ahzab 59)
Selengkapnya...


HEBRON--Sejumlah prajurit Israel membunuh seorang Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat, Jumat, ketika ia berusaha menikam mereka, kata seorang jurubicara militer. Pria itu, yang diidentifikasi penduduk setempat sebagai Fayez Faraj (41), cedera dalam penembakan di Hebron dan dibawa ke sebuah rumah sakit Israel, namun ia kemudian tewas.

Sejumlah warga mengatakan bahwa Faraj, ayah dari 10 anak, bekerja di sebuah pabrik sepatu. Tayangan televisi menunjukkan sebilah pisau pemotong kecil berwarna kuning di samping mayatnya. Hebron, sebuah kota luas Palestina dimana ratusan orang Yahudi tinggal bersama satu garnisun militer Israel yang melindungi mereka, seringkali dilanda kekerasan.

Insiden-insiden semacam itu mereda ketika Presiden Palestina Mahmoud Abbas berusaha menegakkan aturan hukum dan ketertiban serta menghidupkan ekonomi di Tepi Barat yang mendapat dukungan AS. "Pasukan menembak dan melukai penyerang setelah ia berusaha menikam seorang prajurit namun ia tewas dalam ambulan yang membawanya ke rumah sakit," kata seorang jurubicara militer.

Rabu, seorang polisi Palestina menikam tewas seorang prajurit Israel di Tepi Barat bagian utara, dalam insiden yang merupakan serangan fatal pertama terhadap Israel tahun ini dalam konflik Timur Tengah.

Militer Israel mengatakan, prajurit yang tewas Rabu itu adalah Ihab Chattib, seorang bintara karir yang berasal dari sebuah kota berpenduduk mayoritas Druse Arab di Israel utara. Israel mengecam serangan itu dan menyatakan akan berusaha membawa siapa pun yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad juga mengecam serangan Rabu itu dengan mengatakan, "Serangan itu bertentangan dengan kepentingan nasional Palestina dan upaya serta komitmen Pemerintah Palestina." Ada kekhawatiran di Israel mengenai keamanan dan keefektifan pasukan Palestina yang dididik AS di Tepi Barat, dimana Abbas memiliki mandat terbatas sejak kehilangan kendali atas Jalur Gaza.

Palestina kini menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas. Perpecahan itu terjadi setelah kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 sesudah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir itu pada 2005 namun tetap memblokadenya. Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tigabelas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik tersebut, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.




Selengkapnya...

Akhwat Sejati

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 01.47 | | 0 komentar »




Bukan dilihat dari kecantikan parasnya…
Tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari bentuk tubuh yang mempesona…
Tetapi dari sejauh mana dia berhasil menutup tubuhnya…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari begitu banyaknya dia melakukan kebaikan…
Tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya…
Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keahliannya berbicara…
Tetapi dari bagaimana caranya berbicara….

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian…
Tetapi dari sejauh mana dia mempertahankan kehormatannya…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang dijalan…
Tetapi dari kekhawatiran dirinya yang membuat orang tergoda…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari seberapa banyak dan besar ujian yang dijalani…
Tetapi dari sejauh mana dia menghadapi ujian dengan kesabaran…

@};-Akhwat Sejati…
Bukan dilihat dari sifat supelnya bergaul…
Tetapi dari sejauh mana dia menjaga kehormatannya dalam bergaul…
Selengkapnya...

Hari Gini, Masih Rayakan Valentine???

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 01.08 | , , | 0 komentar »

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).

Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”

Abu Waqid Radhiallaahu anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah n berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan :
“Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam. Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya.

Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”
Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela.

Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22)

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.
Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan:
“Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku.” (Al-Hadits).Waallahu 'alam.

Selengkapnya...

SPAM (Suara Pelajar Muslim)

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.15 | , | 0 komentar »


Cooming Soon...

SPAM (Suara Pelajar Muslim)
Buletin Seputar Dakwah Pelajar

Insya Allah Terbit Di Bulan Februari Ini

Alhamdulillah Edisi 1 Sudah Terbit Di Januari
Bagi Temen2 Yang Mau Di Bagikan Buletin Ini, Harap Hubungi Kami
TERBATAS
Untuk 100 Sekolah Pendaftar Terdahulu

-=FREE=-

Cp : 085692136652

Selengkapnya...

Gaul Jilbab Vs Jilbab Syar'i

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.53 | , , | 0 komentar »

Jilbab. Everybody knows it. Benda yang menutup kepala ini sering juga disebut tudung, kudung, kerudung, etc. Nowadays, sering kita melihat muslimah berjilbab—di sekolah, di kampus, di pasar and in other public places. It means, jilbab bukan barang asing lagi bagi masyarakat. Bandingkan dengan kondisi jilbab 10 years ago or exactly during pemerintahan presiden Soeharto. Bukankah kita sulit menemui muslimah berjilbab? Saat itu muslimah memang tidak diberi kebebasan (baca: dilarang) untuk mengenakan jilbab terutama di sekolah, di kampus, di instansi pemerintahan, etc. (Duuh…sedih ya, katanya ini negeri muslim, tapi orang islamnya sendiri ‘terjajah’?)

Ketika reformasi (apa ‘repot nasi’?) datang, the freedom to use jilbab, akhirnya dapat kita peroleh—dengan serangkaian perjuangan yang panjang tentunya. Jilbaber (muslimah berjilbab) pun sudah tidak memandang golongan lagi. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, pegawai pemerintahan, ibu-ibu pejabat yang terhormat, hingga para selebritis pun ‘rame-rame’ pake jilbab.

But, sahabat2, jika kita perhatikan, dibalik semaraknya penggunaan jilbab saat ini, ada sesuatu yang ‘mengerikan’ (Oow…apa itu?). Ada ‘penurunan kualitas’ jilbab saat ini. Jika dulu, muslimah yang berjilbab tidak banyak namun insyaAllah berjilbab dengan benar sesuai dengan syari’at, maka sekarang sebaliknya. Muslimah yang berjilbab banyak, namun jilbabnya belum sesuai dengan syari’at.

Betapa sering kita melihat muslimah yang kepalanya tertutup—bahkan seluruh tubuhnya, namun auratnya malah semakin nampak. Jilbabnya transparan, pendek, lalu diikatkan ke leher. Jilbab with this style is called Jilbab Gaul.

JILBAB GAUL itu…

Jilbab Gaul in Abu Al-Ghifari’s view dalam bukunya Kudung Gaul, Berjilbab Tapi Telanjang, defined as jilbab yang masih menampakkan aurat sebab ukurannya yang teramat pendek, tipis transparan dan dililitkan ke leher sehingga dadanya nampak. Mengapa disebut ‘Jilbab Gaul’? Berhubung jilbab sudah menjadi trend dalam pergaulan, maka supaya disebut gaul dan trendy, dipakailah jilbab jenis ini, dan karena alasan berjilbabnya pun hanya untuk ‘gaul’ maka disebutlah jilbab ini sebagai jilbab gaul.

Pengguna jilbab like that usually uses kaos/kemeja/baju yang ketat dan dipadukan dengan celana (biasanya jeans) yang super ketat pula. Sehingga lekuk tubuh dari muslimah ini terlihat dengan jelas.

Jilbab semacam ini adalah jilbab yang tidak syar’i. In other words tidak sesuai dengan apa yang Allah tetapkan atasnya.

Lalu, bagaimana dengan Jilbab Syar’i?

Allah telah menjelaskannya dalam surah An-Nur ayat 31:

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya…"

Dengan demikian jilbab yang syar’i mesti terhulur sampai ke dada, hingga tidak ada sesuatu yang terlihat, erm…’menonjol’ daripadanya.

Jilbab syar’i mesti dipadukan dengan pakaian yang syar’i pula. Pakaian yang syar’i salah satu cirinya adalah tidak menampakkanbentuk tubuh. Adalah sia-sia if seorang muslimah covers her head but the clothes she uses masih menampakkan aurat—transparan, ketat ‘mencetak’ sehingga lekuk2 tubuhnya terlihat.

Rasulullah SAW bersabda: "Dari ‘Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakar ke tempat Rasulullah dan dia (Asma) memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling seraya bersabda, ‘Hai Asma, sesungguhnya apabila perempuan telah dewasa, tidak menampakkan sesuatu darinya kecuali ini dan ini’, sambil Rasulullah menunjukkan muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan." (HR. Abu Dawud)

Kalaulah sekarang ini kita sering menjumpai muslimah dengan style jilbab gaul, maka hakikatnya muslimah tersebut belum menutup aurat.

Memang, disisi lain kita patut bersyukur dengan perkembangan jilbab saat ini. Juga bersykur karena kita mendapatkan kebebasan untuk menggunakannya everywhere. Namun, kebebasan ini bukan berarti "suka-suka gue". Jilbab adalah perintah Allah dan Allah pula telah menetapkan aturan-aturannya.

How beautiful seandainya seluruh muslimah berjilbab dengan benar dan pakaiannya dapat menutup aurat dengan sempurna. Jilbab yang panjang, yang terhulur hingga ke dada bukanlah penghalang bagi muslimah dalam beraktivitas (sering kita dengar alasan seperti itu).

Sesungguhnya peraturan yang Allah tetapkan itu semuanya demi kebaikan kita. Dengan segala KemahatahuanNya, Allah turunkan perhiasan (pakaian) terbaik bagi muslimah yang dengannya terlindunglah kita dari berbagai fitnah. Maka, ketika seorang muslimah break the rules atau lari dari ketentuanNya, hakikatnya dia sedang mencelakakan dirinya sendiri.

Wahai muslimah, mari sempurnakan cara menutup aurat kita, syukuri kebebasan berjilbab saat ini dengan menggunakan jilbab syar’i dan tinggalkan jilbab gaul itu.

*

References:

1. Abu Al-Ghifari, Kudung Gaul, Berjilbab Tapi Telanjang.

2. Salim A Fillah, Agar Bidadari Cemburu Padamu.
Selengkapnya...

V-Days... So What Gitu Loh...?

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.11 | , | 0 komentar »

Valentine Day’s, Opo Iki…?

Setiap tanggal 14 Februari, hamper diseluruh dunia tukar-menukar coklat, gula-gula, bunga, dan hadiah atas nama hari Valentine. Ga hanya itu lho, remaja di negeri kita juga saling nyatakan cinta, bikin puisi yang romantis, dan lagu yang menyentuh hati demi sang pujaan. By the way, tahukah kita siapa Mas Valentine ini? Ada ga sih hubungannya ama pembalap Valentino Rosi? Atau jangan-jangan dia saudaraan ama Tukul Arwana. Maka ada pepatah, “Tak Kenal Maka Tak Sayang, Tak Kenal Maka Kenalan”. Hal ini membuat diri kita memiliki pertanyaan besar, kenapa sih banyak remaja yang ngerayain hal ini? Tentunya berbagai sejarah dan sebab musabab Valentine’s Day, bakal kita kupas kulitnya. Yuk, saatnya kita telanjangi si Valentine, eit...sejarah Valentine.



Valentine dan Pernak-perniknya

Sobat, Valentine jelas-jelas bukan nama orang Islam. Berdasar info yang kita sidik, menurut Gereja Agama Katolik ada sedikitnya tiga sejarah yang berbeda soal latar belakang si Valentine atau Valentinus ini.
Legenda pertama nyebutin kalo Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, Kaisar Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang ga punya istri, dan ga sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti ga apa itu wamil, bukan hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.
Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara tersebut ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa.

Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.

Seiring berjalannya waktu, Valentine’s Day hampir menjadi buah bibir muda-mudi seluruh dunia. Apalagi ama blow up dari media masa yang njanjiin nuansa serba pink di bulan Februari. Malah membuat suasana Valentine’s Day makin hot aja.

Banyaknya pendukung Valentine, mulai dari omongan siswa di sekolah. Obolan kecil di bangku kuliah, iklan dan acara khusus menyambut Valentine’s Day, hingga pedagang asongan yang jualan mawar merah dan coklat kecil berbungkus plastik, udah menjadi icon maraknya dukungan menjelang perayaan hari merah hati sedunia itu. Tapi ingat lho, belum tentu yang banyak itu bener. Iya kan?

Sobat, terbukti kan kalo remaja happy sekali kalo ada teman dan rekan yang senasib ama dia. Termasuk soal perayaan Valentine’s Day ini. Bagi remaja yang ga ngerayain, mereka bakal feel so bad. Seakan dijauhi ama teman-temannya. Di pikiran mereka akan ada kata-kata “Tidaaaak, jangan jauhi aku!!” Mereka akan dianggap kuper lah, ga gaul, ndeso, katrok, en segunung sebutan buat dirinya. Puas! Puas!! Duh, tak tsobek-tsobek lho. Hehe. Padahal nih ya, ga ada salahnya lho kalo ga nyerayain hari itu. Ga ada ruginya. Yang pasti sebutan seperti itu kan cuma sementara aja. Ga bakal selamanya kok. Meski dibilang ga modern dan ga ikut kemajuan zaman, so what! Justru kita yang harus nyadarin teman-teman kita, khususnya yang muslim dan muslimah. Ga sepantasnya lho kalo mereka ngikut perayaan yang sama sekali ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi sumbernya dari orang-orang nonmuslim. Klop banget tuh dosa. Udah kena dosa di masalah iman dan keyakinan, ditambah lagi dengan aksi perayaan yang serba hura-hura dan nyalahi aturan main pergaulan dengan lawan jenis.

Coba kita lihat sabda Rasululloh SAW. :
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]

Nah… Gimana tuh? Masa jadi termasuk kaum itu, berarti masuk ke dalam kaum non-Islam donk.



Valentine? Off the Record!!

Sobat, udah saatnya kita berpikir ulang soal tradisi Valentine’s Day, dan kebiasaan kita yang asal ngikut tanpa ngerti gimana aturan dan konsekuensinya. Masa Kasih sayang ditumpahin hanya dalam sehari aja? Bukankah kasih sayang harusnya setiap hari? Masa mau aja sih kalo tanda kasih sayangnya lewat sebatang COKLAT...? Gak Level dah yeh...!

Sayangnya di dalam benak remaja yang udah keracunan bakteri gaul bebas, hampir udah menutup mata dan telinga soal ajakan kepada kebaikan. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan cinta, sayang dan kesetiaan, ga hanya bergandengan, boncengan, berciuman yang bakal dilakoni. Sang gadis bahkan rela ngorbanin ”mahkota” satu-satunya yang dia miliki demi sang kekasih.

Padahal Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. At Thabrani, al Hakim dari Ibnu Abbas).

Nah, masih ingat kan tsunami yang menggulung Aceh dan Pangandaran, air bah yang menenggelamkan Jember dan banjir yang ngebikin Jakarta lumpuh. Mungkin ini peringatan dari Allah untuk kita lho.

Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.” (HR. Imam Abi Dunya).
Untuk kamu yang cewek, ingat lho, pacarmu bukan suamimu. Dia belum halal bagimu. Jangan muda jatuh dalam rayuan gombal si ganteng yang mencoba meraih satu sentimeterpun bagian dirimu. Apalagi mau ngorbanin satu-satunya ”masa depanmu”. Mungkin disini dia mau ngomong, ”Aku akan bertanggung jawab.” Itu sih di dunia non, lain lagi kalo di akhirat. Kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri-sendiri.
Jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup ini bukannya permainan. Hidup di dunia hanya sekali.
Selengkapnya...

AKSI ANTI PORNOGRAFI Part 2

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.40 | , | 0 komentar »

AKSI ANTI PORNOGRAFI PORNOAKSI

“Kembalikan Moralitas Pelajar”
Minggu, 7 Februari 2010
Pukul 09.00-selesai
@ Bundaran HI - Jak-Pus
* Memakai Baju Seragam Sekolah


CP : 085692136652 (Abu)


Selengkapnya...

AKSI ANTI PORNOGRAFI

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.24 | , | 0 komentar »

Sejak beberapa tahun yang lalu sampai sekarang, sinetron horror yang berbau mistik marak diputar diberbagai stasiun TV swasta. Ketika film horror itu makin merebak, tokoh mmasyarakat dan ulama melontarkan protes karena sinetron tsb dinilai tidak mendidik dan bisa merusak akidah umat Islam.

Belakangan ini, para produser banyak menggunakan kesempatan emas untuk memanfaatkan itu semua. Banyak film-film horror yang diselingi dengan adegan-adegan “HOT” yang berbau PORNO. Sebut saja Film “A”. Dalam filmnya, mereka menarik perhatian penonton dengan adegan-adegan yang tidak senonoh. “Nau’udzubillahimindzaalik…”

Melihat kondisi saat ini, malahan yang kebanyakan terkena dari kalangan pelajar. Mereka mencari sensasi dan kesenangan yang mereka inginkan. Bagi yang tidak bisa mengakses di bioskop, merekapun dapat mengakses di Internet yang serba gampang, gampil, gancil…
Bagaimana sikap anda?
Bukankah pelajar adalah sebagai penerus bangsa? Jika pemudanya hancur, maka Negara itu pun lama-kelamaan akan hancur dengan sendirinya. Apakah kalian mau jika Allah mengirimkan suatu azab yang belum pernah ditimpahkan kepada kaum-kaum sebelumnya? Seperti Tsunami, Longsor, Gempa Bumi, dll…

CEGAH dan BENAHI



Selengkapnya...