Kisah Inspiratif '; Alqalinisi dan Gajah

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 03.01 | | 0 komentar »

"Lelaki itu bernama Alqalinisi. Suatu ketika, dia berada dalam sebuah perjalanan dengan menumpang perahu bersama teman temannya. Tiba tiba, angin kencang menguncangkan perahu yang ditumpanginya. Seluruh penumpang berdo'a dengan khusyuk demi keselamatan mereka dan mengucapkan sebuah nadzar.

Para penumpang berkata kepada Alqalinisi, "Masing masing kami telah berjanji kepada Allah dan bernadzar agar Allah menyelamatkan kami. Maka, hendaknya kamu juga bernadzar dan bersumpah kepada Allah."

Dia menjawab, "Aku ini orang yang tidak peduli dengan dunia. Aku tidak perlu bernadzar".

Tetapi mereka memaksanya. Lalu, dia pun luluh dan bersumpah, "Demi Allah, sekiranya Allah menyelamatkanku dari musibah yang menimpaku, maka aku tidak akan makan daging gajah."

Mereka bertanya, "Apakah boleh bernadzar seperti itu? Apakah ada orang yang mau memakan daging gajah?"

Alqalinisi menjawab, " Itulah pilihanku. Semoga Allah memberikan ganjaran atas lisanku yang mengucapkan kata kata itu".

Benar, tidak lama kemudian kapal itu pecah. Para penumpang terdampar di sebuah pantai. Berhari hari mereka berada di pantai tersebut tanpa makanan.

Ketika mereka sedang duduk duduk, lewatlah seekor anak gajah. Merekapun menangkap anak gajah itu untuk menjadi santapan dan tak lupa menawari Alqalinisi. Alqalinisi menjawab, " Aku telah bernadzar dan bersumpah kepada Allah untuk tidak memakan daging gajah".

Mereka menganjurkan alasan, bahwa jika didalam keadaan terpaksa maka dibolehkan untuk membatalkannya. Alqalinisi menolak alasan mereka, dan dia tetap memenuhi sumpahnya. Setelah makan, merekapun kekenyangan dan tertidur.

Disaat rombongan itu tertidur pulas, sang induk gajah datang mencari anaknya. Ia mengikuti jejak si anak dengan mengendus baunya. Sampai akhirnya ia menemukan tulang belulang anaknya.

Sang induk sampai pada tempat dimana rombongan tertidur pulas. Gajah itu menciumi mereka satu persatu dan menginjak mereka yang berbau daging anaknya, sampai mati.

Saat ia mendekati Alqalinisi, ia menciumnya namun tidak mendapatkan bau daging anaknya. Lalugajah itu meminta Alqalinisi untuk duduk diatasnya. Sang gajah membawa Alqalinisi berlari kencang hingga malam itu mereka tiba di hamparan perkebunan yang banyak pepohonan dan buah untuk dimakan.

Keesokan harinya, Alqalinisi menyaksikan sekelilingnya banyak penduduk yang membawa makan ke rumah kepala suku. Lalu juru bicara kepala memintanya bercerita. Akhirnya, ia bisa pulang ke kampungnya."


Barangkali, dari cerita diatas kita dapat memetik hikmah adalah komitmen kebaikan . Keistiqomahan yang kuat akan membawa kita pada kebaikan tak terhingga meskipun dalam proses perjalannya terasa begitu pahit.

Teruntuk sahabat sahabat yang meninginkan kebaikan, Semangat dan Keep Istiqomah!

0 komentar

Posting Komentar