Alhamdulillah BBB berjalan dengan baik. Peserta yang datang ada 100 orang lebih dari berbagai macam sekolah di Jakarta Selatan.
Acara berupa:
Training Motivasi
No-Bar (Nonton Bareng)
Makan Bersama
Hiburan (Tim Nasyid SMK 37)
Sekilas KAPMI dan Sahabat Rohis
Selengkapnya...
Tangisan Amanah Dalam Sebuah Potret Kehidupan (Jangan Sombong dan Jangan Merasa Hebat)
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.21 | artikel | 0 komentar »
Sebuah Cerita Panjang Dalam Resahnya Kehidupan Yang Tak Berujung Pada Sebuah Titik Semu...
Dalam sebuah resahnya kehidupan terdapat sebuah arti kehidupan yang tidak diketahui oleh banyak muka manusia. Dengan kesibukan sendiri dan dengan kemauannya sendiri. Hidup dengan aturan sendiri tanpa menggunakan petunjuk dari Sang Maha Pencipta semua aturan itu.
Sebuah potret kehidupan yang ditemukan dalam penatnya kesibukan duniawi. Mengapa harus pusing dengan hal duniawi?
Ikhwahfillah...
Mungkin kalian tahu tentang banyaknya teman2 perjuangan kita yang meninggalkan sebuah jalan Perjuangan dengan penuh rintangan ini..
Mungkin kalian lebih tahu mengapa mereka meninggalkan dan bersikap apatis dengan sebuah janji yang telah terucap..
Saya hanya ingin berbagi sebuah tulisan yang mungkin tak seberapa.. Tapi mohon sedianya untuk dibaca untuk mengenang sebuah perjalanan Perjuangan..
Begitu banyak orang-orang berdiri di persimpangan jalan.. Hanya meliihat.. bahkan tertawa terbahak-bahak.. atau mungkin mencerca..
Inilah analogi yang diumpamakan dalam sebuah "permainan sepak bola"
Ada yang bermain, menjadi penonton, menjadi komentator, wasit, ataupun lainnya...
Sebenarnya yang menentukan terjadinya gol adalah para pemain.. Tapi para penonton seolah2 menjadi Guru yang sangat senang memberi banyak kata-kata perintah..
Sebuah perjalanan panjang yang tiada orang tahu maksud ini.. Kecuali mereka yang mengatakan "Sesungguhnya Aku Berserah Diri Kepada Allah"..
Mungkin sering kali kita mengeluh dengan segudang ataupun beratus2 gudang amanah yang kita pikul..
"Haduh... Kapan ini semua berakhir..? Haduh.. Males Banget dah kalo dia aja kayak gini, apalagi kita?.. Haduh.. Terserah kalian dah gimana maunya... " dan banyak versi lain yang intinya menginginkan segera menuntaskan sebuah amanah dengan cara yang mudah dan cepat. Dan akhirnya FUTUR dan menghilang..
Mungkin ini sebuah cerita..
Sebut saja namanya si Fulan.. Dia adalah seorang aktifis dakwah di sekolahnya.. dia seorang yang intelektual, berakhlak, dan sangat sopan.
Suatu saat dia menemukan sebuah WADAH perjuangan dakwah yang berada dalam sekolah tersebut.. Sebuah WADAH yang mempunyai visi untuk membentuk akhlakul karimah.. Fulan sangat tertarik dengan WADAH tersebut.. Sampai ketika dia memutuskan untuk sekolah disana, dia menuliskan dalam lembaran hidupnya untuk sebuah kata yang mungkin banyak orang menganggap itu sangat asing di telinga..
Dia masuk ke WADAH tersebut bukan untuk sesuatu yang biasa.. Namun dia memutuskan untuk berniat ketika memasuki hari PERTAMA sekolah di sekolah tersebut adalah untuk "DAKWAH".. Subhanallah,, sebuah BOCAH yang masih sangat polos namun sudah meniatkan untuk pertama kalinya "DAKWAH",,
Sementara ketika kita awal masuk sekolah apa yang terlintas dalam fikiran kita? Teman baru? Baju Baru? Uang Saku Baru?
Namun bocah itu berniat dengan sungguh2..
Lalu, dimana kita?
Waktupun terus bergulir dengan cepatnya.. Tak Terasa Saat nya kini Pemilihan Sebuah Ketua dalam WADAH tersebut..
Fulan pun sangat antusias dengan panggilan tersebut.. Bukan karena harta, tahta, maupun jabatan.. Namun hanya ingin membuat sebuah perubahan dan mendapatkan ridho Illahi..
Karena hanya 2 pilihan dalam hal kepemimpinan... "Laknat Atau Berkah"
Akhirnya Fulan terpilih menjadi ketua dalam Wadah Tersebut.. Kini amanah kembali mencengkram dia..
Mulailah Semua Fikiran, Tenaga, Dan sebagian waktu nya di fikirkan untuk menyusun strategi untuk mencapai tujuan jama'ah..
Setiap hari, pasti saja terlintas dalam fikirannya, "Bagaimana dengan proyek2 dakwah ke depannya? Bagaimana dengan acara ini? Bagaimana dengan Ruhiyah teman2nya? Bagaimana kondisi Jundi-jundiah (pasukan2) nya sekarang? Seberapa banyak yang masih berjuang dengannya?
Tak sampai disana.. Ketika ada sebuah ada organisasi luar.. Kini lahan dakwahnya lebih melebar.. Yaitu se-Kota Madya.. Bahakan 1 Provinsi..
Diapun mendapat sebuah amanah dalam Organisasi luar tersebut..
Sungguh dia sangat menikmati sebuah arti dari amanah dan perjuangan... Tidak pernah mengeluh, apalagi berfikiran untuk pergi meninggalkan amanah tersebut.. Karena sudah terpancang dalam hatinya bahwa inilah JALAN yang dia Tempuh dan semoga Allah memberkahinya..
Berbulan-bulanpun dilalui amanah demi amanag.. program demi program.. hari demi hari..
Dan saatnya ada pelengseran sebuah WADAH sekolahnya.. Dan Dia telah mempersiapkan itu semua.. Namun, Fulan masih ragu memberi itu semua kepada Adik-Adiknya.. Karena masih banyak yang belum se-Hati dengan ucapan hatinya..
Namun Fulan berusaha agar kepemimpinan berikutnya menjadi lebih baik..
Dilain sisi, dia terpilih menjadi Ketua di Organisasi Luar sekolah yang tadi..
Dan teringat dalam rekaman sejarah perjuangan, saat melaporkan LPJ (laporan pertanggung jawaban) amanah yang selama ini dia rencanakan...
“Sebetulnya saya kesini bukan untuk ini, melainkan untuk Laporan Pertanggung Jawaban, tapi hasil musyawarah hari ini memutuskan ana memegang amanah berat ini.Sebetulnya bukan kalian berkehendak, melainkan Allah yang berupaya memilih ana, walaupun berat ana tau bahwa perjalanan ini masih panjang” (Fulan)
Seketika ruangan pemilihan itu dibanjiri air mata ke-Imanan.. Dan tangisan semakin kuat saat Doa yang di lontarkan oleh seseorang..
Begitu pula dengan seorang Ketua Keputrian yang akan menjadi partner dalam menjalanan amanah ke depannya..
"Ana akan menjaga amanah ini.. Ini bukan semata-mata karena harta, jabatan, ataupun duniawi.. Tapi karena Allah menitipkan amanah kepada ana untuk membimbing saudari2 ana yang akhwat.. Mohon untuk akhwat kerjasama dalam dakwah ini dan dalam amanah yang kita emban... Jika ana salah tolong di tegur, Jika ana tidak layak dan ana keluar dari jalurnya, dan ana berbuat keputusan dengan halnya kemaksiatan, maka gantilah ana"'
"Sungguh ini Sekenario Dari Allah Robbul Izzati..."
Bukan rencana mansusia..
Lalu dmn kita ketika masih saja ada orang yang seperti mereka? Apakah masih terbesit dalam hati kita untuk menjadi Muslim Tangguh seperti mereka..?
Atau apakah sudah cukup dengan perjuangan yang hanya kecil yang kau lakukan?
Di Atas Langit Masih Ada Langit Lagi... Ternyata Masih Kecil Sebuah Arti Perjuangan Yang Kita Lakukan Dibanding Dengan Mereka Yang FAHAM dengan Arti Pejuangan...Sadarlah, Bahwa Potensi dan Perjuangan Kita Harus Diasah Kembali...Jangan Merasa Sombong Dengan Perjuangan Yang Telah Kau Lakukan Selama Ini...Sungguh Kerdil Di Hadapan Yang Maha Tahu Segala Isi Hati...
Semoga kita terjaga dalam ikatan hati yang selalu mengharapkan Ridho Allah..
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
Selengkapnya...
Yang Meleleh Karena Cinta(Oleh-Oleh MUSWIL KAPMI DKI)
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.19 | artikel, buku | 0 komentar »Oleh : Muhammad Rizal Durizki
“Hidup selalu mempunyai pilihan, dan setiap pilihan mempunyai konsekuensi”
Alhamdulillah musyawarah Wilayah KAPMI DKI jakarta angkatan 10 telah selesai diadakan 21-22 Agustus 2010, dan laporan pertanggung jawaban pun selesai dilalui. Ya, sebuah pertanggung jawaban satu tahun perjalanan kepengurusan yang meski naif harus ku akui telah tercatat di relung-relung hati. ya, sebuah pertanggung jawaban satu tahun yang berhasil dilaksanakan dihadapan manusia.....yang suatu saat nanti akan dipertanggung jawabkan oleh yang Maha tahu, sang penguasa hari pembalasan.Dari setiap program, kata sampai.....isi hati (yang kuat maupun rapuh ingin jatuh dan gugur). disaat malam muswil ada amarah yang keluar karena alasan duniawi : “kelelahan dan kejenuhan”. Aku mengakui inilah pertanggung jawaban dunia yang bisa diselingi dengan apologi-apologi : karena kesalahan ini kesalah itu, karena faktor ini karena faktor itu, dan sebagainya. Tapi, mana mungkin apologi-apologi itu akan kita keluarkan jika Allah yang kita hadapi? (Astaghfirullahal’adzim) terlepas dari itu semua, Alahamdulillah banyak oleh-oleh bisa saya bawa pulang. Oleh-oleh termahal yang selalu saya kenang adalah air mata yang menetes dari kedua kelopak mata mas’ul dan mas’ulah KAPMI DKI angkatan11. Saya kira oleh-oleh itu teramat mahal karena untuk meneteskan memerlukan waktu dan pergelutan tarbiyah yang panjang. Itulah air mata yang melelh karena Allah, dakwah, dan ukhwah.
Yaitu ketika akhina Zia Al-Banna menahan suara dengan isaknya saat menyampaikan sambutan sebagai Ktua KAPMI DKI yang baru “sebetulnya ana kesini bukan untuk ini melainkan untuk pertanggunjaban KAPMI DKI, tapi hasil musyawarah hari ini memutuskan ana memegang amanah berat ini sebetulnya bukan kalian berkehendak melainkan Allah yang berupaya memilih ana, walaupun berat ana tau bahwa perjalanan ini masih panjang”katanya. dan tangisan seorang mus’uliah yang baru “Do’a kan saya dapat mengemban amanah dakwah ini.” MasyaAllah. Bukan berlomba dengan kekuasaan dan harta tetapi lomba saling berkorban dan mengemban beban amanah. “ aktivis dakwah bukanlah robot bukan pula manusia yang merobot yang ketika diberikan beban berat tinggal diprogram tanpa rasa ataupun perasaan, namun jalan ini yang menempa mereka untuk mengungkapkan rasa dalam bentuk yang lain yaitu ketegaran dan ke ta’atan pada Rabb-nya”kata-kata senior ku yang ku ingat. ya ternyata saya sendiri masih harus banyak belajar kepada mereka tentang jalan dakwah,tentang amanah, keto’atan,kejujuran.
Lalu, berkumandanglah lantunan ayat suci Al-Qura’an sebagai penutup acara. “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atu terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di jalan kitab. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan diapakah yang menempati janjinya selain dari Allah?Maka bergemberilah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. AT-Taubah:111)
Kembali air mata itu tumpah dengan do’a-do’a yang disenandungkan salah satu majelis Syuro. dan tak terasa beberapa pasang mata lain ikut terbasahi. Dan air mata itu menetes membanjiri hati orang-orang mulia yang selalu mencintai-Nya dan dicintai-Nya.
Bagai adegan Rasululloh, Abu Bakar, dan Umar bin Khatab menurut ku. Tidak bermaksud berlebihan, namun demikian Saya mengingatnya. Saat Umar datang ke kemah Rasululloh dan mendapati beliau sedang menangis. Abu Bakar yang berada di sampingnya juga telah menangis. “Mengapa engkau menangis, ya Rasululloh? Mengapa engkau menangis, ya Abu Bakar?ceritakan kepadaku kenapa engkau menangis. Kalau aku diberitahu niscaya aku akan menangis, sekiranya aku pun tidak perlu menangis, maka aku akan tetap menangis bersama tangis mu.” jawab Rasululloh, “Aku menangisi kawan-kawan mu yang mengusulkan supaya tawanan itu menebus diri(dengan harta). Tuhan telah mengancam mereka dengan siksaan-Nya lebih dekat dari pohon ini”(seprti itu yang ku ingat kisahnya).
Itulah lelehan air mata yang turun karena cinta pada Allah. Apa yang lebih puitis dari menangis karena Allah dan perjuangan dakwah? saat menggores ini pun air mata saya turut menetes, muahasabah satu tahun yang lebih banyak mengecewakan. Sampai akhir masih ada emosi yang berlebihan,tentang egoisme diri...tapi bersyukur Alhamdulillah ya Rabb ternyata Ukhwah bukan hanya milik Muhajirin dan Anshor dan ibroh yang saya ambil selama satu tahun ini
Selengkapnya...
Akhirnya Dia Memejamkan Mata Saat Berangkat Berjuang
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.11 | artikel | 0 komentar »akhirnya sang putri terbaring tanpa ada detak hati
pergi... dan tak kan mungkin kembali
tinggalkan aku menangis penuh rindu
mengantarmu pergi menembus waktu
tak lagi temuiku.., ajariku..., ingatkan aku tentang syurga dibalik langit biru.
akhirnya sang putri melangkah pergi menembus pelangi
menuju para bidadari bermata jeli
pergi tanpa ada lagi gundah hati.
pergilah ukhty ku tidurlah di hamparan taman syurga tanpa tepi
bersyairlah diistana jernih tanpa dusta dan cela
tilawahlah sesuka hatimu
biarkan aku ingat ceria hati dan tawamu saat pergi menembus pagi
slamat pergi saudari, doaku bertabur rindu untukmu...
satu tanya hatiku slalu...
ingatkah kamu akan aku, bila kita nanti disyurga kita bertemu,
(buat seorang ukhti yang meninggal kecelakaan saat berangkat ngaji, selepas aktivitas dakwah dikampusnya yarsi)
Selengkapnya...
Afwan akhi, kau saudaraku, bukan mahramku...
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.09 | artikel, keputrian | 0 komentar »
Akhii, kutuliskan risalah ini bagimu. Bukan karena apa. Kau adalah saudaraku, Akhii fillah. Karena Allah Ta’ala, bukan Akhii fii nasab yang mengharamkan pernikahan dan menghalalkan hubungan mahram.[1]
Akhii, sesungguhnya hati manusia ada di antara jari-jemari Ar Rahman. Maka beruntunglah orang yang dihadapkan hatinya pada ketaatan pada Allah Ta’ala. Sungguh benarlah doa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam panjatkan, “Allahumma musharrifal quluub, sharrif quluubanaa ‘alaa tha’atika” (Ya Allah, Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkan hati kami di atas ketaatan pada-Mu)[2]
Akhii, sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah[3]. Manusia, ya Akhii. Tak terkecuali. Laki-laki maupun wanita.
Tahukah kau wahai Akhii, panutan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengingatkan kita dalam sabdanya yang artinya, “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan kaum laki-laki daripada fitnah wanita.”[4]
Dan agama kita yang mulia juga telah mengajarkan adab-adab bergaul dengan lawan jenis yaa, Akhii. Bila kita tapaki perjalanan salaful ummah, kita akan temukan betapa mereka menjaga adab-adab tersebut.
Maka tidak layak bagi kita untuk bermudah-mudah dalam bergaul dengan lawan jenis. Janganlah bermain-main dengan kehormatan, yaa Akhii. Allah Ta’ala selalu mengawasi kita di manapun dan kapanpun. Apatah itu dalam kamar tertutup rapat, ketika kau sedang asik ber-SMS dengan wanita yang bukan mahrammu tanpa keperluan yang mendesak. Sama sekali bukan untuk hal yang membawa mashlahat, hanya untuk mengatakan,
“Ap kbr, Ukhti? Lg sbk ap skrng?”
“Smgt ^_^”
“Ttp senyum nggih =)”
Atau untuk sekadar mengirimkan nasehat. Entah itu terjemah Al Qur’an, potongan hadits, atau perkataan ulama. Apa maksud yang ada dalam hatimu, yaa Akhii? Banyak teman-teman ikhwan yang lebih berhak kau beri perhatian dan nasehat. Na’am, murni perhatian dan nasehat, tanpa tendensi apapun.
‘Afwan ‘Akhii, bukannya kami terlalu sombong untuk menerima nasehat darimu. Akan tetapi, bagi kami, cukup teman-teman shalihah tempat untuk berbagi rasa. Cukup bagi kami, para asatidz dan asatidzah[5] yang mendakwahi kami. Cukuplah majelis-majelis ilmu dan buku-buku dari para ulama tempat kami mencari tahu tentang agama.
Tahukah yaa Akhii, terkadang syaithan menghiasi keburukan sehingga menjadi tampak indah. Bahkan terkadang syaithan membuka sembilan puluh sembilan pintu kebaikan untuk menjerumuskan manusia kepada satu pintu keburukan.[6]
Akhii, Ibnu Taimiyah pernah berkata yang artinya, “Kesabaran Yusuf menghadapi rayuan istri tuannya lebih sempurna daripada kesabaran beliau saat dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, saat dijual dan saat berpisah dengan bapaknya. Sebab hal-hal ini terjadi di luar kehendaknya, sehingga tidak ada pilihan lain bagi hamba kecuali sabar menerima musibah. Tapi kesabaran yang memang beliau kehendaki dan diupayakannya saat menghadapi rayuan istri tuannya, kesabaran memerangi nafsu, jauh lebih sempurna dan utama, apalagi di sana banyak faktor yang sebenarnya menunjang untuk memenuhi rayuan itu, seperti keadaan beliau yang masih bujang dan muda, karena pemuda lebih mudah tergoda oleh rayuan. Keadaan beliau yang terasing, jauh dari kampung halaman, dan orang yang jauh dari kampung halamannya tidak terlalu merasa malu. Keadaan beliau sebagai budak, dan seorang budak tidak terlalu peduli seperti halnya orang merdeka. Keadaan istri tuannya yang cantik, terpandang dan tehormat, tanpa ada seorang pun yang melihat tindakannya dan dia pula yang menghendaki untuk bercumbu dengan beliau. Apalagi ada ancaman, seandainya tidak patuh, beliau akan dijebloskan ke dalam penjara dan dihinakan. Sekalipun begitu beliau tetap sabar dan lebih mementingkan apa yang ada di sisi Allah.”[7]
Yaa Akhii, tidakkah kau ingin meneladani Yusuf ‘Alaihis Salam? Seorang pemuda yang menjaga iffah-nya yang dijanjikan mendapatkan perlindungan Allah Ta’ala di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan selain naungan-Nya.[8]
Yaa Akhii, mungkin kau sudah pernah mendengar sebuah hadits dari Nau’as Ibni Sam’an radiyyallahu anhu yang artinya, “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau bersabda: “Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya.”[9]
Yaa Akhii, kebahagiaan sejati tidak akan diperoleh dengan cara yang haram. Percayalah itu. Cara ini hanya akan menimbulkan kesusahan dan kerusakan pada diri serta terbuangnya harta dengan sia-sia. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.[10]
Terakhir yaa Akhii, saya akan nukilkan perkataan Salman Al Farisi radiyyallahu ‘anhu dari Ja’far bin Burqan yang artinya, “Ada tiga orang yang membuatku menangis dan tiga orang lagi membuatku tertawa. Aku tertawa melihat orang mengejar dunia sedangkan kematian telah mengintainya, orang berbuat lalai berbuat padahal dirinya tak pernah dilupakan, dan orang banyak tertawa, sedangkan ia tidak tahu apakah Allah murka ataukah ridha kepadanya. Dan aku menangis karena kepergian orang-orang yang dicintai, yaitu kepergian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan pengikutnya, kedahsyatan yang sangat mengerikan saat berada di pintu kematian, dan saat berdiri di hadapan Rabb semesta alam, yaitu ketika aku tidak mengetahui apakah aku akan dikembalikan ke surga atau ke neraka.”[11]
Kuharap risalah ini memperberat timbangan amal kebaikanku kelak. Pada hari di mana harta dan anak takkan berguna kecuali orang yang menghadap Allah Ta’ala dengan hati yang selamat.[12]
Wallahul musta’an.
Selengkapnya...
"Perempuan (Melepas) Jilbab" Diluncurkan
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 08.03 | artikel, keputrian | 0 komentar »
JAKARTA, KOMPAS.com — Buku Psychology of Fashion: Fenomena Perempuan (Melepas) Jilbab yang ditulis psikolog dari Universtas Persada Indonesia, Juneman (27), diluncurkan di Jakarta, Selasa (24/8/2010) sore. Acara peluncuran itu dihadiri mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Prof Dr Meutia Hatta Swasono.
Menurut Juneman, buku tersebut berisi hasil riset kualitas dirinya sebagai peneliti terhadap subyek yang melepas jilbabnya dan lebih menyoroti perempuan yang melepas jilbabnya (setelah sebelumnya mengenakan jilbab) dari perspektif psikososial filosofis, dengan didukung teori psikologi kontemporer.
"Buku ini menghadirkan pergulatan atau dinamika kepercayaan eksistensial muslimah yang melepaskan jilbabnya pada sebelum, sedang, dan sesudah melakukan tindakan itu," katanya.
Dia menambahkan, meskipun tidak berpretensi mewakili seluruh muslimah di Indonesia yang melepas jilbab, buku ini dapat menggugah kearifan masyarakat sebagai pribadi dan ketika dihadapkan pada fenomena ini.
"Buku ini juga mengandung muatan psikologi perkembangan, psikologi perempuan, psikologi spiritual, dan psikologi sosial," ujarnya.
Juneman menegaskan, semua muslimah dalam penelitian di buku tersebut tetap menjadi seorang muslim sampai mereka telah melepaskan jilbabnya saat ini, namun cara mereka menjadi muslim dan lebih khusus cara memakai jilbab dan berjilbab beberapa kali diperdalam, diperluas, dan ditata kembali.
Meutia Hatta Swasono dalam sambutan mengharapkan, kehadiran buku dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk bisa memahami perbedaan dan pluralisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Prof Dr Siti Musdah Mulia, MA, yang menulis kata pengantar dalam buku tersebut mengatakan, buku tersebut menarik untuk dibaca siapa pun yang ingin mendalami jilbab.
Oleh karena itu, katanya, perlu membangun sikap apresiasi terhadap perempuan yang atas kerelaannya sendiri memakai jilbab, sebaliknya juga menghargai mereka yang dengan pilihan melepas jilbabnya.
Ketua LSM Jejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa (Jejak Jiwa) selaku penyelenggara peluncuran buku itu, dr G Pandu Setiawan, SpKJ mengatakan, Juneman sebagai penulis dan peneliti memiliki kejelian memilih tema yang nilainya jauh lebih penting adalah apabila masyarakat melihat upaya ini sebagai tawaran dialog berkelanjutan.
Selengkapnya...
KAPMI Mengucapkan:
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1431 H/2010
Semoga Ramadhan Kali Ini Lebih Baik Dari Yang Kemarin
Buletin Versi Baru (SPAM New Version)
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.48 | SPAM (Suara Pelajar Muslim) | 0 komentar »Marhaban Ya Ramadhan, Welcome Ramadhan
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.43 | artikel | 0 komentar »"Ya Allah berikan kepada kami barakah pada bulan Rajab, Sya'ban dan berikanlah kami kesempatan untuk berjumpa kembali dengan RamadhanMu yang suci...kabulkanlah ya Allah..."
Ungkapan di atas merupakan untaian do'a yang dilantunkan oleh para shahabat enam bulan sebelum orang-orang yang di cintai Allah tersebut bertemu dengan bulan Ramadhan. Bisa kita bayangkan betapa berharga dan istimewanya Ramadhan bagi mereka sehingga kedatangannya sangat dinanti dan dirindukan, hingga Rasulullah menyatakan: "sekiranya ummmatku mengetahui akan kandungan yang dibawa bulan Ramadhan, maka semuanya akan berharap agar sepanjang tahun berisi hanya bulan Ramadhan ". Bagaimana dengan kita, apakah Ramadhan merupakan suatu hal yang special di hati kita ?
KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
Ketika bulan sya'ban akan berakhir dan Ramadhan segera menjelang, Rasulullah saw memberikan bekalan ruhani kepada para shahabat mengenai bulan suci Ramadhan. Rasulullah menganjurkan kepada para shahabat untuk memperbanyak melakukan amal ibadah karena ibadah pada bulan Ramadhan nilai pahalanya akan dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih, Rasulullah juga menganjurkan sekali untuk memberi makanan berbuka (iftor) kepada orang-orang yang berpuasa karena bagi orang tersebut akan mendapat pahala dari orang yang diberi bukaan tanpa mengurangi pahala orang tersebut.
Shahabat bertanya : Ya, rasulullah saya tidak mempunyai apa-apa yang berharga untuk diberikan kepada orang yang berpuasa, Rasulullah menjawab : Sediakanlah apapun yang kau punya walaupun hanya sepotong kurma, seteguk air ataupun segelas susu asam.
Keistimewaan-keistimewaan lain yang dapat kita peroleh pada bulan Ramadhan adalah :
Ramadhan merupakan bulan yang permulaannya penuh rahmat, pertengahannya penuh dengan ampunan dan akhirnya penuh dengan kebebasan dari api neraka.
Allah akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu bagi orang-orang yang melakukan puasa semata-mata karena keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah.
Terbukanya pintu-pintu syurga dan tertutupnya pintu-pintu neraka.
Ibadah wajib yang dilakukan pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan nilai pahalanya, dan bila melakukan ibadah sunah pahalanya sama dengan ibadah wajib.
Di dalam bulan Ramadhan tersebut ada satu malam yang dinamakan malam lailatul qadr yang barang siapa beribadah pada malam tersebut nilai pahalanya lebih dari beribadah selama 1000 bulan.
PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN
Para shahabat membagi waktu dalam setahun ini menjadi dua bagian, enam bulan menjelang Ramadan, mereka sibuk untuk melakukan persiapan menjelang Ramadhan, enam bulan setelah Ramadhan mereka gunakan untuk mengevaluasi dan memohon pada Allah agar amal ibadah di bulan Ramadhan tersebut dapat bernilai dan diterima oleh Allah. Persiapan-persiapan apa saja yang shahabat contohkan sehingga ketika kita memasuki bulan puasa tersebut, kita dalam keadaan siap lahir bathin dan akan memperolah hasil maksimal disisi Allah.
Hendaknya kita menyambut bulah suci ini dengan suka cita dan penuh kerinduan sehingga dapat menumbuhkan motivasi/semangat dalam menjalankan segala amal ibadah di bulan tersebut.
Menyempurnakan segala kekurangan yang ada pada masa yang lalu
sempurnakanlah hutang-hutang puasa ramadhan yang lalu
selesaikanlah segala utang piutang yang telah jatuh tempo dan janganlah sungkan untuk bertanya pada sesama rekan mengenai hutang-hutang kita, dikhawatirkan tanpa kita sadari ada hutang yang belum terbayar, walaupun jumlahnya kecil janganlah dianggap sepele.
perbaikilah hubungan antar manusia dengan silaturahim dan saling memaafkan
Bacalah kembali buku-buku mengenai Fiqhusshaum (hukum-hukum puasa) sehingga dalam melaksanakannya kita merasa yakin bahwa ibadah yang kta lakukan sesuai dengan yang disyariatkan, tidak hanya ikut-ikutan, dan akan bernilai tinggi disisi Allah karena dilakukan atas dasar ilmu.
Pada saat bulan Ramadhan, jadwal waktu makan kita, tidur dan segala aktivitas kita akan berubah, yang secara otomatis akan berpengaruh dengan tubuh kita, oleh karena itu dibutuhkan persiapan fisik yang prima sehingga perubahan jadwal aktivitas tersebut tidak mengurangi etos kerja kita. Janganlah puasa Ramadhan ini dijadikan kambing hitam untuk mentolerir penurunan etos kerja kita. Akan lebih baik lagi bila pada bulan Sya'ban ini kita banyak melakukan puasa sebagai sarana latihan menjelang Ramadhan.
Persiapan terakhir yang tidak kalah penting adalah persiapan materi untuk memenuhi kebutuhan sepanjang bulan ramadhan dan untuk keperluan berinfaq dan shodaqoh, kebutuhan ini harus dipenuhi terutama bagi orang-orang berni'at untuk beri'tikaf (berdiam di mesjid dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah swt)
Selengkapnya...