KAPMI : POTRET BARU GERAKAN PELAJAR

Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 16.41 | , | 0 komentar »

Pergerakan pelajar terbilang jarang diperbincangkan. Hampir semua akses bacaan berkisah gerakan mahasiswa. Itu wajar mengingat gerakan pelajar belum dikenal luas. Studi gerakan pelajar juga masih terbatas. Tak heran agak sulit mengungkap jati diri dan gerakan pelajar di Indonesia.

Ketika masa kemerdekaan, pelajar adalah elemen strategis. Mereka ditempatkan bersama mahasiswa sebagai kelompok pemuda pejuang. Kita dapat menyaksikan potret tentara Pelajar Indonesia misalnya. Perjuangan mereka sedikit banyak membantu pengusiran kaum penjajah.

Masa revolusi fisik, pelajar berusaha diberdayakan secara maksimal. Beratnya medan juang melawan Belanda mau tidak mau harus melibatkan semua elemen. Sehingga pelajar menjadi bagian penting di dalamnya. Mereka dipandang sebagai kelompok pemuda terdidik yang mampu membantu rakyat merebut kemerdekaan.

Setelah Indonesia merdeka, gerakan pelajar menghilang. Sekitar tahun 1965/1966, mereka baru bermunculan dalam organisasi KAPI. Bentuk kesatuan aksi dipilih mengikuti skema geraka kemahasiswaan. Bersama KAMI, pelajar menggelar demonstrasi menetang otoriternya Soekarno. Sejarah membukukan, nilai strategis partisipasi pelajar membantu kejatuhan rezim Orde Lama pimpinan Soekarno.

Seakan mengulang sebuah siklus sejarah, polanya kembali terjadi. Mungkin karena minimnya akses poiltik pelajar, prestasi perjuangan gerakan ini hilang ditelan angin. Eksistensi PII, GP Ansor dan gerakan pelajar lain dibawah naungan parpol tak dirasakan masyarakat. Selama kekuasaan Soeharto terhitung PII (Pelajar Islam Indonesia) saja yang berani mengkonfrontasikan kebijakan Soeharto yang tidak pro rakyat. ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) dan Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) tidak begitu terlihat peran strategisnya.Tapi peran mereka dalam dakwah pelajar tentu tak dilupakan begitu saja.

Tahun 1999, mulai muncul Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia. Organisasi pelajar gerakan tarbiyah ini adalah kumpulan pelajar Rohani Islam. Sejak awal mereka menegaskan dirinya sebagai manifestasi gerakan politik dakwah pelajar. Bentuk kesatuan aksi dipilih karena organ ini dasarnya berusaha menyatukan gabungan Rohis yang marak di sekolah masa itu.

Seperti pendahulunya (PII, IRM dan IPNU), KAPMI menyentuh ranah sekolah. Bedanya KAPMI dominan di sekolah sekuler/umum bukan berbasiskan agama. Belakangan baru banyak aktivis sekolah agama masuk KAPMI. Satu yang unik, KAPMI melebarkan sayapnya ke berbagai sekolah umum. Tidak berusaha membatasi sekolah agama yang umumnya bernaung pada sebuah ormas. Sehingga tak jarang arus pemikiran para aktivisnya beragam sebab berbeda latar belakang.

NB : Tulisan ini dibuat untuk mengenang masa mudaku di KAPMI dan ditujukan kepada pelajar KAPMI


oleh : Inggar (ALumni KAPMI)

0 komentar

Posting Komentar