Sobat, ngomong-ngomong soal dakwah jadi ingat satu kalimat dari seorang ulama, afwan lupa namanya, hehe. Gini katanya, “Seandainya al-Quran itu diturunkan dengan satu surat saja, maka yang turun itu adalah Surat al-Ashr.” Lho, kenapa Surat al-Ashr? Sobat, ternyata dalam surat tersebut sudah mencakup unsur-unsur yang merupakan ruh dari Islam itu sendiri, yaitu perintah untuk tolong -menolong dalam menyeru kepada kebenaran dan kesabaran. Mestinya sih ya, kalo agama itu ga’ ada perintah buat menyeru pada jalan kebenaran, sudah pasti agama itu bukanlah menjadi agama yang rahmatal lil alamin. Begitulah Islam Sobat. Kita juga sebagai pemeluknya walaupun masih muda-muda (ciee.. ngakunya), kudu tahu akan hal ini. Demi terwujudnya Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, kita juga harus menyeru kepada kebenaran. Kalo orang-orang bilang sih, nama kerennya, DAKWAH.
Lha terus, gimana caranya? Allah swt. berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (TQS. An-Nahl: 125). Sebenernya sih, banyak caranya, Sobat. Yang penting dasarnya Surat an-Nahl di atas. Nah, yang paling gampang itu lewat tulisan. Lho kok bisa? Begini ceritanya (kaya’ lihat film horror aja).
Pertama, dakwah yang kamu sampaikan itu lebih tahan lama alias ga’ gampang hilang-lenyap. Tiap saat, tiap waktu, bisa dibaca dan dibaca lagi. Seumpama ketika suatu saat iman qta lagi turun, trus qta lupa, bisa dibaca lagi tuh tulisannya. Hebat kan?
Kedua, apa yang udah qta tulis itu bisa dikoreksi lagi alias diralat. Kalo ada kata-kata yang salah atau kuarang pas, bisa qta ganti-ganti dikit deh.
Ketiga, dakwah lewat tulisan itu lebih sopan. Kata-kata lewat tulisan yang qta sampaikan itu bisa qta “rekayasa” pake bahasa-bahasa yang halus (tepung kali). Pake’ krama inggil juga ga’ apa-apa. Yang penting kan isi tulisannya bisa dipahami, ya ga’ Pren?
Keempat, ini yang paling mutakhir. Kata orang-orang sih, dakwah lewat tulisan itu lebih keren. Woi-woi, kok bisa sih? Orang bilang sih seorang penulis dengan sorang penceramah itu masih kerenan penulis. Apalagi kalo tulisannya bagus-bagus, wah-wah bisa disanjung-sanjung tuh ma orang-orang. Contohnya, liat aja tuh Kang Abik, penulis novel best-seller Ayat-Ayat Cinta, yang katanya sih sudah ada filmnya. Wuih, keren ga’ tuh. Sampe segitunya ya, orang yang berdakwah lewat tulisan, hehe.
Kelima, Sobat, al-Quran aja ditulis. Ini nunjukin kalo tulisan itu penting. Bayangkan, padahal waktu itu kan sahabat udah hapal semua isi al-Quran, tapi masih aja susah-susah mereka tulis. Tuh buktinya, seperti kata Cagur, “Nulis itu penting!”
Keenam, bisa dapat penghasilan. Apa iya? Bisa aja. Itu kalo tulisan qta saking bagusnya sampe-sampe jadi best-seller (amiiin).
Ketujuh, dengan smua manfaat yang udah disebutin di atas, tentunya dakwah lewat nulis lebih efisien kan? Bisa qta lakukan kapan saja, dimana saja. Sambil nyicil nulis dikit-dikit itupun juga bisa. Hehe, hebat kan?
Namun....., yang namanya dakwah itu Sobat, dari jamannya para nabi, jamannya para khalifah, jamannya walisongo, sampe sekarang ini tetep aja ada halang-rintang. Entah itu karena males, tulisan qta ditolak dan dibuang, dibilang orang aneh, sampe dimusuhi pun bisa saja qta alami. Tak hanya itu lho Sobat, jamannya para sahabat dulu, bahkan sampe ada yang disalib setelah disiksa dengan kekejaman yang amat sangat, (T.T). tapi, itu smua ga’ pernah mematahkan semangat juang kaum muslimin tuk terus berdakwah. Tawaran Allah swt. dalam surat cinta-Nya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (TQS. As-Shaff: 10-11). Itu sobat salah satu manfaat kita untuk dakwah. Nah loe, sapa coba yang gak mau diselamatkan dari siksa yang pedih? Ditambah surga lagi balasannya.
Kalo ingat balasannya pasti aja langsung semangat, tapi kalo udah berhadapan dengan yang namanya rintangan, yah kambuh lagi tuh penyakitnya (males dan teman-temannya). Waduh-waduh, gimana nih cara ngatasinya, ya? Kata Rasulullah, dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, disebutkan: “Tiap orang yang melakukan aktivitas pasti ada hambatan. Jika menemui hambatan itu ia berpegang teguh pada Sunnahku, maka ia akan tetap mendapat petunjuk. Jika tidak, ia akan celaka.” Nah, karena itulah sebenernya cara ngatasinya gampang koq, yakni dengan nerapin apa yang ada di Quran dan Sunnah itu pada diri kita dulu. Lebih spesifik salah satunya tuh, udah ada di awal banget tadi. Yup, dalam Surat al-Ashr disebut sabar. Bersabarlah kawan jalan ke surga itu mendaki, sedang jalan ke neraka itu terjun. Jelas lebih susah mendaki, kalo ga’ percaya tanya aja tuh sama anak Pecinta Alam. Kuatkanlah dirimu dengan al-Quran Sobat. Minta tolonglah kamu dengan sabar dan sholat. Tenang aja, sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.
Ok, selamat berjuang kawan smoga dikau tetep berada di jalan-Nya yang lurus. Banyak-banyaklah minta ampun pada-Nya supaya dikau beruntung. Menulislah untuk perubahan menuju dunia yang lebih baik. Ingat, tiada kemuliaan di dunia maupun di akhirat, tanpa Islam. Wallahu a’lam bisshowab. (Rr)
Dakwah Lewat Tulisan, Why Not?
Diposting oleh KAPMI Daerah Jakarta Selatan | 07.35 | artikel | 0 komentar »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar